Sekjen PBB Kembali Serukan Gencatan Senjata Baru di Gaza, Minta Israel Berikan Akses Total dan Tak Terbatas untuk Bantuan

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 25 Maret 2024 10:09 WIB
Sekjen PBB kembali serukan gencatan senjata baru Gaza (Foto: Reuters)
Share :

GAZA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

“Sudah waktunya untuk membungkam senjata,” katanya, berbicara dari sisi perbatasan Rafah di Mesir dengan daerah kantong tersebut.

Dia juga meminta Israel untuk memberikan akses total dan tidak terbatas terhadap barang-barang kemanusiaan di seluruh Gaza.

Penilaian ketahanan pangan yang didukung PBB minggu ini mengatakan 1,1 juta orang di Gaza menderita kelaparan dan kelaparan yang sangat parah.

Penilaian ini menambahkan bahwa kelaparan yang disebabkan oleh ulah manusia di utara akan segera terjadi antara sekarang dan Mei mendatang.

Guterres, yang mengatakan bahwa ia datang ke Rafah untuk menyoroti penderitaan warga Palestina di Gaza, berbicara sehari setelah Rusia dan Tiongkok memblokir rancangan resolusi Amerika Serikat (AS) yang diajukan ke PBB yang menyerukan gencatan senjata terkait dengan pembebasan sandera yang disandera di Gaza.

Pilihannya jelas yakni gelombang pengungsi atau kelaparan. “Truk-truk bantuan yang diblokir di perbatasan Mesir adalah sebuah kebiadaban moral,” kata Guterres, yang juga menyerukan pembebasan warga Israel.

“Saya ingin warga Palestina di Gaza tahu: Anda tidak sendirian. Masyarakat di seluruh dunia marah atas kengerian yang kita saksikan secara real-time. Warga Palestina di Gaza masih terjebak dalam mimpi buruk tanpa henti,” tambahnya.

Berbicara kepada koresponden BBC Timur Tengah Hugo Bachega, Guterres kembali mendesak Israel untuk menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan.

“Jelas bahwa hambatan-hambatan ini adalah bagian dari cara perang ini dilakukan terhadap Gaza,” tambahnya.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz membalas Guterres di X (sebelumnya Twitter), dengan mengatakan bahwa Sekjen PBB menyalahkan Israel atas situasi kemanusiaan di Gaza tanpa mengutuk pejuang Hamas yang "menjarah" bantuan.

Penyeberangan Rafah adalah salah satu pintu masuk utama bantuan ke Gaza, di mana antrian panjang truk pembawa bantuan menunggu persetujuan Israel untuk menyeberang.

Negara-negara Barat dan kelompok bantuan telah mengkritik Israel atas proses pemeriksaannya, dan menyalahkan Israel karena memperlambat masuknya bantuan yang sangat dibutuhkan.

Perang di Gaza dimulai ketika kelompok bersenjata Hamas menyerang Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut pejabat Israel.

Lebih dari 32.000 warga Palestina tewas dalam serangan udara balasan Israel dan serangan darat yang terus berlanjut, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Sebelumnya, Guterres bertemu dengan pekerja bantuan kemanusiaan PBB di el-Arish, kota Mesir yang paling dekat dengan Gaza, tempat sebagian besar bantuan internasional untuk wilayah kantong tersebut dikirim dan ditimbun. Dia kemudian mengunjungi rumah sakit tempat warga Palestina yang terluka dirawat.

Kunjungannya dilakukan ketika Israel berencana melancarkan operasi darat di Rafah. Lebih dari separuh dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza berlindung di kota selatan, tempat Israel mengatakan para pemimpin Hamas bersembunyi dan batalion Hamas masih beroperasi.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menentang kritik internasional atas rencana serangan tersebut, dengan mengatakan tidak ada tekanan internasional yang akan menghentikan Israel dalam mencapai semua tujuan perangnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya