“Jelas bahwa hambatan-hambatan ini adalah bagian dari cara perang ini dilakukan terhadap Gaza,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz membalas Guterres di X (sebelumnya Twitter), dengan mengatakan bahwa Sekjen PBB menyalahkan Israel atas situasi kemanusiaan di Gaza tanpa mengutuk pejuang Hamas yang "menjarah" bantuan.
Penyeberangan Rafah adalah salah satu pintu masuk utama bantuan ke Gaza, di mana antrian panjang truk pembawa bantuan menunggu persetujuan Israel untuk menyeberang.
Negara-negara Barat dan kelompok bantuan telah mengkritik Israel atas proses pemeriksaannya, dan menyalahkan Israel karena memperlambat masuknya bantuan yang sangat dibutuhkan.
Perang di Gaza dimulai ketika kelompok bersenjata Hamas menyerang Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut pejabat Israel.
Lebih dari 32.000 warga Palestina tewas dalam serangan udara balasan Israel dan serangan darat yang terus berlanjut, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Sebelumnya, Guterres bertemu dengan pekerja bantuan kemanusiaan PBB di el-Arish, kota Mesir yang paling dekat dengan Gaza, tempat sebagian besar bantuan internasional untuk wilayah kantong tersebut dikirim dan ditimbun. Dia kemudian mengunjungi rumah sakit tempat warga Palestina yang terluka dirawat.
Kunjungannya dilakukan ketika Israel berencana melancarkan operasi darat di Rafah. Lebih dari separuh dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza berlindung di kota selatan, tempat Israel mengatakan para pemimpin Hamas bersembunyi dan batalion Hamas masih beroperasi.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menentang kritik internasional atas rencana serangan tersebut, dengan mengatakan tidak ada tekanan internasional yang akan menghentikan Israel dalam mencapai semua tujuan perangnya.
(Susi Susanti)