Didakwa Pengadilan, Para Tersangka Serangan Teroris Moskow Muncul dengan Kondisi Babak Belur

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 25 Maret 2024 11:58 WIB
Dalerdzhon Mirzoyev salah satu tersangka serangan teroris di Crocus dihadirkan dengan kondisi babak belur saat didakwa di pengadilan Moskow, Rusia, 24 Maret 2024. (Foto: Reuters)
Share :

MOSKOW – Pengadilan Moskow, Rusia pada Minggu, (24/3/2024) mendakwa empat tersangka serangan teroris di balai Kota Crocus, Moskow, yang menewaskan setidaknya 137 orang. Keempat tersangka itu diidentifikasi sebagai Dalerdzhon Mirzoyev, Saidakrami Rachabalizoda, Shamsidin Fariduni, dan Muhammadsobir Fayzov, menurut saluran Telegram resmi pengadilan Moskow.

Dikatakan bahwa orang-orang tersebut, yang diidentifikasi oleh media Rusia sebagai warga negara bekas republik Soviet Tajikistan yang tinggal di Rusia, akan ditahan sebelum persidangan hingga 22 Mei. Tiga dari empat orang tersebut telah mengaku bersalah atas semua dakwaan, kata saluran telegram tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

Video dari proses interogasi para tersangka yang tidak terverifikasi dan brutal telah beredar di media sosial. Gambar-gambar dari ruang sidang yang diterbitkan media Rusia menunjuukan para tersangka hadir dengan kondisi babak belur dan luka parah.

Salah seorang tersangka dibawa ke ruang sidang dengan kursi roda dan tampaknya kehilangan satu matanya, seorang lainnya mengenakan perban di telinga kanannya, dan seorang lainnya mengenakan pakaian hitam. mata dan kantong plastik robek di lehernya, dan tersangka keempat dengan wajah bengkak tampak bingung dan kesulitan untuk tetap membuka matanya.

Serangan teroris yang terjadi pada Jumat, (23/3/2024) itu adalah yang paling mematikan di wilayah Rusia sejak pengepungan sekolah Beslan pada 2004, ketika militan Islam menyandera lebih dari 1.000 orang. Lebih dari 300 orang tewas pada saat itu, lebih dari separuhnya adalah anak-anak.

Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan Rusia akan menargetkan mereka yang berada di balik penembakan mematikan itu, dari mana pun mereka berasal dan siapa pun mereka.

Dia sebelumnya telah berbicara tentang perlunya menghadapi “kematian dengan kematian” dan beberapa anggota parlemen mulai mendiskusikan apakah hukuman mati harus diterapkan kembali.

Di seluruh Moskow, papan reklame memuat gambar sebatang lilin, tanggal penyerangan dan tulisan "Kami berduka".

Negara-negara di seluruh dunia telah menyatakan kengeriannya atas serangan tersebut dan menyampaikan belasungkawa mereka kepada rakyat Rusia.

Presiden Vladimir Putin mengatakan 11 orang telah ditahan, termasuk empat tersangka pria bersenjata, yang melarikan diri dari gedung konser dan menuju wilayah Bryansk, sekira 340 km barat daya Moskow.

“Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, di mana, menurut data awal, sebuah jendela telah disiapkan bagi mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara,” kata Putin.

Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan orang-orang bersenjata itu mempunyai kontak di Ukraina dan ditangkap di dekat perbatasan.

Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, yang disebutnya sebagai operasi militer khusus yang diperlukan untuk melindungi Rusia dan penutur bahasa Rusia di Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Putin berusaha mengalihkan kesalahan atas serangan gedung konser dengan merujuk ke Ukraina.

ISIS, kelompok Islam yang pernah berusaha menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dalam pernyataan Telegram dari sayap beritanya, Amaq. Pada Sabtu, (24/3/2024) malam, ISIS merilis di saluran Telegramnya apa yang disebut sebagai rekaman serangan tersebut.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya