Aliansi yang beranggotakan 32 negara itu sepakat untuk memulai perencanaan dukungan militer jangka panjang untuk Ukraina.
Beberapa negara hanya mendukung inisiatif ini secara teori. Hungaria, yang menjaga hubungan dekat dengan Rusia, telah memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan mendukung proposal apa pun yang diajukan NATO yang mungkin membuat aliansi tersebut semakin dekat dengan perang atau mengubahnya dari koalisi defensif menjadi koalisi ofensif.
Pemerintah Hungaria telah lama berusaha menjauhkan diri dari inisiatif internasional untuk mendanai perjuangan Ukraina melawan Rusia, dan untuk jangka waktu tertentu memblokir rencana Uni Eropa untuk memberikan paket bantuan sebesar 50 miliar euro untuk Ukraina.
Stoltenberg mengakui kerangka dukungannya belum diputuskan, namun mengatakan para menteri luar negeri NATO telah menyetujui prinsip: "Jangan salah, Ukraina dapat mengandalkan dukungan NATO sekarang dan untuk jangka panjang."
Menurut laporan Reuters, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa dukungan terhadap Ukraina dalam aliansi tersebut sangat solid dan ia yakin Ukraina pada akhirnya akan menjadi anggota NATO.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan kepada wartawan di markas besar NATO bahwa meskipun ia tidak ingin merusak pesta ulang tahun NATO, namun negaranya memerlukan bantuan dalam meningkatkan pertahanan udaranya, khususnya rudal Patriot.
“Menyelamatkan nyawa warga Ukraina, menyelamatkan perekonomian Ukraina, dan menyelamatkan kota-kota Ukraina bergantung pada ketersediaan Patriot dan sistem pertahanan udara lainnya,” kata Kuleba.
Kurangnya superioritas udara dan dihadapkan dengan pertahanan Rusia yang tangguh, serangan balasan Ukraina terhenti tahun lalu dan kini berisiko kalah dalam persenjataan di garis depan di timur.
(Susi Susanti)