ISRAEL - Israel menunggu kabar tentang bagaimana Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu akan menanggapi serangan langsung Iran yang pertama kalinya terhadap negara mereka ketika tekanan internasional untuk menahan diri meningkat di tengah kekhawatiran meningkatnya konflik di Timur Tengah.
Netanyahu pada Senin (15/4/2024) memanggil kabinet perangnya untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam untuk mempertimbangkan tanggapan terhadap serangan rudal dan drone Iran pada akhir pekan.
Kepala Staf militer Israel Herzi Halevi mengatakan negaranya akan merespons serangan Iran. Namun dia tidak memberikan rincian.
“Peluncuran begitu banyak rudal, rudal jelajah, dan drone ke wilayah Israel akan ditanggapi dengan baik,” katanya di Pangkalan Udara Nevatim di Israel selatan, yang mengalami beberapa kerusakan dalam serangan pada Sabtu (13/4/2024) malam, dikutip Reuters.
Israel tetap waspada, namun pihak berwenang mencabut beberapa tindakan darurat yang mencakup larangan beberapa kegiatan sekolah dan pembatasan pertemuan besar.
Prospek pembalasan Israel telah mengkhawatirkan banyak warga Iran yang sudah mengalami penderitaan ekonomi dan kontrol sosial dan politik yang lebih ketat sejak protes pada tahun 2022-2023.
Iran melancarkan serangan itu sebagai pembalasan atas apa yang dikatakannya sebagai serangan udara Israel pada 1 April terhadap kompleks kedutaan besarnya di Damaskus, dan mengisyaratkan bahwa Iran tidak akan melakukan eskalasi lebih lanjut.
Meskipun serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang terbatas, namun hal ini meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya peperangan terbuka antara musuh lama dan memicu kekhawatiran bahwa kekerasan yang berakar pada perang Gaza semakin meluas.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Netanyahu pada akhir pekan bahwa AS, yang membantu Israel meredam serangan Iran, tidak akan berpartisipasi dalam serangan balasan Israel.
“Kita berada di tepi jurang dan kita harus menjauh dari situ,” terang Josep Borrell, kepala urusan luar negeri Uni Eropa, kepada stasiun radio Spanyol Onda Cero.
“Kami harus menginjak rem dan gigi mundur,” lanjutnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menyampaikan seruan serupa. Washington dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga menyerukan untuk menahan diri.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada Senin (15/4/2024)menolak untuk mengatakan apakah Biden mendesak Netanyahu dalam pembicaraan pada Sabtu (13/4/2024) malam untuk menahan diri dalam menanggapi Iran.
“Kami tidak ingin melihat perang dengan Iran. Kami tidak ingin melihat konflik regional,” kata Kirby dalam sebuah pengarahan.
Dia menambahkan bahwa Israel-lah yang memutuskan apakah dan bagaimana mereka akan menanggapinya.
Rusia menahan diri untuk tidak mengkritik sekutunya, Iran, namun juga mendesak untuk menahan diri.
“Eskalasi lebih lanjut bukanlah kepentingan siapa pun,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Seperti diketahui, Iran melancarkan serangannya setelah pembunuhan tujuh perwira Garda Revolusi Iran di Damaskus pada 1 April, termasuk dua komandan senior. Israel tidak membenarkan atau membantah melakukan serangan tersebut.
Serangan balasan Iran, yang melibatkan lebih dari 300 rudal dan drone, menyebabkan kerusakan ringan di Israel dan melukai seorang gadis berusia 7 tahun. Sebagian besar ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dan dengan bantuan dari AS, Inggris, Prancis, dan Yordania.
(Susi Susanti)