ISRAEL - Seorang pejabat senior Israel mengatakan tindakan memukul mundur Israel terhadap serangan drone dan rudal besar-besaran Iran sepenuhnya dikoordinasikan dengan Pentagon, yang memiliki petugas penghubung operasional Amerika Serikat (AS) di ruang kendali sistem pertahanan udara balistik Arrow.
AS, bersama dengan Inggris, Perancis dan Yordania, membantu Israel mencegat sebagian besar serangan Iran pada akhir pekan lalu dan berpotensi mencegah eskalasi antara musuh-musuh regional.
Media lokal melaporkan setidaknya setengah dari ratusan pesawat satu arah tanpa pilot, rudal jelajah, dan rudal permukaan-ke-permukaan, yang menurut Israel membawa total 60 ton bahan peledak, ditembak jatuh oleh pesawat tempur dan perisai udara Israel.
Para pejabat Israel mengatakan sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh sistem pertahanan ketinggian Arrow 2 dan Arrow 3, yang dikembangkan bersama dengan Pentagon dan Boeing Co.
Menurut sumber industri Israel, rudal pencegat Arrow berharga antara USD2 juta dan USD3,5 juta per buah.
Moshe Patel, direktur pertahanan rudal di Kementerian Pertahanan Israel, mengatakan Arrow dan pencegat di ketinggian rendah disinkronkan dengan sistem AS di wilayah tersebut.
“Sistem tersebut berbagi informasi, untuk mendapatkan gambaran bersama tentang langit, dan langit pasti sedang sibuk,” kata Patel kepada Channel 12 TV.
“Setelah itu, ada juga koordinasi dalam doktrin pertempuran. Seorang perwira Amerika duduk di ruang kendali sistem senjata Arrow dan pada dasarnya melakukan koordinasi dengan sistem Amerika, bahu-membahu,” lanjutnya.
Belum ada komentar langsung dari Komando Pusat AS, yang mengawasi operasi di Timur Tengah. Pada Minggu (14/4/2024), dikatakan bahwa pasukan AS menghancurkan lebih dari 80 drone dan setidaknya enam rudal balistik yang ditujukan ke Israel.
Israel mengatakan 99% dari seluruh proyektil ditembak jatuh tepat waktu, membatasi jumlah korban luka hanya pada satu orang dan kerusakan pada satu pangkalan militer. Hal ini bahkan mengejutkan Zvika Haimovitch, pensiunan brigadir jenderal yang pernah memimpin pertahanan udara Israel.
“(Ini) tersinkronisasi dan terkoordinasi dengan baik antara semua elemen yakni angkatan udara, angkatan darat, dan, ya, sejujurnya persentasenya besar dan lebih dari yang kami perkirakan jika Anda bertanya kepada saya tiga hari sebelumnya, " katanya kepada Reuters.
“Tetapi kami harus yakin bahwa kami akan siap untuk pertandingan berikutnya karena pasti akan ada kesempatan berikutnya,” lanjutnya.
“Kita perlu berasumsi bahwa Iran akan melakukan pekerjaan rumah mereka di lain waktu dan akan mencoba menantang sistem kita. Itu berarti kita harus selangkah lebih maju dan bukan mengejar musuh-musuh kita,” tambahnya.
Daniel Gold, direktur pengembangan senjata di Kementerian Pertahanan Israel, mengatakan kepada televisi Channel 12 bahwa pekerjaan sedang dilakukan pada model Arrow 4 dan 5 yang lebih canggih.
Arrow 3 menembak jatuh senjata balistik yang masuk di atas atmosfer, menggunakan hulu ledak yang dapat dilepas dan menghantam sasaran di luar angkasa.
Surat kabar Maariv melaporkan bahwa Arrow 3 menjatuhkan 110 rudal di luar wilayah udara Israel, dengan potensi kerugian hingga USD385 juta. Militer Israel belum memberikan komentar mengenai hal ini. Ketika ditanya di Radio Angkatan Darat berapa besar kerugian yang ditanggung Israel atas intersepsi tersebut, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan dia tidak tahu.
Sadar akan perlunya penghematan dalam menghadapi musuh di beberapa bidang, Israel pada tahun 2022 mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan perisai rudal berbasis laser untuk menembakkan senjata dengan harga murah masing-masing $2.
“Saya percaya bahwa dalam beberapa tahun ke depan, laser akan menjadi salah satu solusi utama kami dalam menghadapi berbagai ancaman yakni roket, rudal, drone, UAV, dan banyak lagi,” kata Haimovitch.
(Susi Susanti)