“(Ini) tersinkronisasi dan terkoordinasi dengan baik antara semua elemen yakni angkatan udara, angkatan darat, dan, ya, sejujurnya persentasenya besar dan lebih dari yang kami perkirakan jika Anda bertanya kepada saya tiga hari sebelumnya, " katanya kepada Reuters.
“Tetapi kami harus yakin bahwa kami akan siap untuk pertandingan berikutnya karena pasti akan ada kesempatan berikutnya,” lanjutnya.
“Kita perlu berasumsi bahwa Iran akan melakukan pekerjaan rumah mereka di lain waktu dan akan mencoba menantang sistem kita. Itu berarti kita harus selangkah lebih maju dan bukan mengejar musuh-musuh kita,” tambahnya.
Daniel Gold, direktur pengembangan senjata di Kementerian Pertahanan Israel, mengatakan kepada televisi Channel 12 bahwa pekerjaan sedang dilakukan pada model Arrow 4 dan 5 yang lebih canggih.
Arrow 3 menembak jatuh senjata balistik yang masuk di atas atmosfer, menggunakan hulu ledak yang dapat dilepas dan menghantam sasaran di luar angkasa.
Surat kabar Maariv melaporkan bahwa Arrow 3 menjatuhkan 110 rudal di luar wilayah udara Israel, dengan potensi kerugian hingga USD385 juta. Militer Israel belum memberikan komentar mengenai hal ini. Ketika ditanya di Radio Angkatan Darat berapa besar kerugian yang ditanggung Israel atas intersepsi tersebut, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan dia tidak tahu.
Sadar akan perlunya penghematan dalam menghadapi musuh di beberapa bidang, Israel pada tahun 2022 mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan perisai rudal berbasis laser untuk menembakkan senjata dengan harga murah masing-masing $2.
“Saya percaya bahwa dalam beberapa tahun ke depan, laser akan menjadi salah satu solusi utama kami dalam menghadapi berbagai ancaman yakni roket, rudal, drone, UAV, dan banyak lagi,” kata Haimovitch.
(Susi Susanti)