NEW YORK - Perang antara Israel dan Palestina di Gaza disusul dengan serangan yang diluncurkan oleh Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 menimbulkan kekhawatiran akan bertambahnya jumlah korban warga sipil. Hal ini menyebabkan lebih ketatnya pengawasan publik terhadap bantuan militer yang dikirimkan ke Israel. Dengan alasan untuk mendukung keamanan Israel, Amerika Serikat (AS) dan Jerman telah memasok persenjataan dan peralatan militer yang senilai ratusan juta dolar sejak bulan Oktober.
Kegiatan transfer persenjataan militer ini kemudian ditanggapi oleh Mahkamah Internasional yang mulai mendengarkan gugatan hukum atas ekspor senjata Jerman ke Israel serta dewan hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang menyerukan diakhirinya penjualan, transfer dan pengalihan senjata, amunisi dan peralatan militer lainnya ke Israel. Berikut negara negara yang menjadi pemasok senjata ke Israel dikutip berbagai sumber.
1. Amerika Serikat (AS)
Sebagai negara yang sudah banyak membantu Israel dengan mengirimkan bantuan militer ke Israel, AS telah mengirimkan bantuan militer ke Israel sejak Perang Dunia II dan telah mengirimkan lebih dari USD3 miliar per tahunnya. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), AS merupakan pemasok terbesar militer Israel yang menyumbang sebanyak 69 persen dari total impor senjata antara tahun 2019 dan 2023.
Dukungan militer AS bertujuan agar Israel dapat mempertahankan keunggulan militer kualitatif atas negara-negara tetangganya. Iran beserta kelompok militan yang didukungnya dianggap sebagai ancaman oleh Israel dan AS, mengingat bahwa Iran berulang kali mengancam akan menghancurkan Israel. Dukungan militer ASyang sangat kuat terhadap Israel dapat juga dilihat dari penjualan 100 peralatan militer asing ke Israel, ribuan amunisi berpandu presisi atau PGM, bom berdiameter kecil, penghancur bunker, senjata kecil dan bantuan mematikan lainnya.
Mengutip The Washington Post, walau rincian dari ekspor militer ke Israel tersebut tidak dipublikasikan, namun Washington telah mengumumkan dua penjualan militer besar-besaran ke Israel sejak perang dimulai. Yakni penjualan 14.000 amunisi tank dan peralatan senilai USD106,5 juta serta penjualan peluru artileri 155mm dan peralatan terkait senilai USD147,5 juta.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, senjata buatan AS mulai digunakan secara luas di Gaza dan Amerika Serikat mempercepat pengiriman ribuan bom serta artileri ke Israel melalui pengangkutan udara militer dan transfer persenjataan AS yang disimpan di Israel.
2. Jerman
SIPRI memperkirakan bahwa Jerman sebagai salah satu negara pemasok senjata ke Israel telah mengekspor sebanyak 30 persen senjatanya ke Israel antara tahun 2019 dan 2023 dari pabrikan Jerman. Hadirnya komitmen militer Jerman tersebut merupakan akibat dari rasa tanggung jawab historis yang dirasakan para pemimpin Jerman terhadap Israel, yang mengutip tanggung jawab Jerman yang timbul dari Holocaust.”
Dibanding pada tahun 2022, ekspor senjata Jerman ke Israel melonjak sepuluh kali lipat hingga mencapai USD354 juta pada tahun 2023. Jerman menyatakan bahwa sekitar 98 persen ekspornya yang diizinkan bukan untuk senjata perang melainkan peralatan militer lainnya seperti helm atau peralatan komunikasi. Jerman hanya memiliki izin ekspor empat senjata perang sejak bulan Oktober, tiga diantaranya yaitu peralatan uji atau latihan sedangkan yang keempat untuk pengiriman 3.000 senjata anti tank portable.
Pada bulan November, banyak ekspor amunisi yang disetujui oleh Berlin yaitu sebanyak 500.000 butir amunisi untuk senapan mesin, senapan mesin ringan, atau senjata api otomatis atau semi-otomatis lainnya.
AS dan Jerman telah terbukti bahwa kedua negara tersebut sangat gencar dalam membantu Israel dengan mengirimkan bantuan militer. Namun juga terdapat beberapa negara lainnya yang telah menyediakan peralatan militer walaupun dalam beberapa bulan terakhir telah menghentikan ekspornya
3. Kanada
Pada bulan Maret, Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan bahwa negara tersebut belum menyetujui izin ekspor senjata apa pun ke Israel sejak 8 Januari. Mereka juga menambahkan bahwa jeda akan berlangsung hingga Kanada dapat memastikan kepatuhan penuh Israel terhadap kontrol ekspor. Masih mengutip dari The Washington Post, Kanada juga menyatakan bahwa izin ekspor yang disetujui sebelum 8 Januari akan tetap berlaku.
4. Inggris
Inggris mengatakan bahwa ekspor senjata apinya setara dengan 0,02 persen dari impor militer Israel secara keseluruhan. Pada tahun 2022, tahun penuh terakhir yang tersedia, London mengekspor peralatan militer senilai USD53 juta ke Israel. Mengutip The Washington News, ratusan pakar hukum Inggris telah menulis surat kepada pemerintah untuk meminta pemerintah untuk menghentikan ekspor senjata api ke Israel.
5. Spanyol
Pada bulan Februari, Kementerian Luar Negeri Spanyol mengatakan bahwa negaranya belum mengizinkan penjualan senjata apa pun ke Israel sejak perang berakhir. Namun, surat kabar El Diario melaporkan bahwa senjata yang disetujui sebelum perang dikirim ke Israel setelah 7 Oktober.
(Susi Susanti)