Pihak Yordania bersikeras bahwa tindakan mereka merupakan tindakan untuk melindungi keamanan mereka sendiri saat proyektil Iran melewati wilayah udara mereka. Seorang peneliti senior kebijakan luar negeri AS di Middle East Institute seperti Brian Katulis menyetujui bahwa hal pertama dan paling penting dalam respons Yordania adalah untuk membela diri.
Pihak Yordania juga telah mengirimkan pesan dan disampaikan oleh Brian Katulis yang menekankan bahwa Yordania dan Israel memiliki kepentingan bersama dalam memastikan bahwa wilayah udara di wilayah mereka dipertahankan.
Aktifnya Yordania dalam membantu Israel melawan serangan rudal Iran ini juga memiliki alasan lain. Yordania berada dalam situasi genting dimana penduduknya yang mencakup banyak sekali warga Palestina sangat membenci perjanjian perdamaian dengan Israel. Mengingat sekarang ini Israel masih berperang dan menyerang Palestina, semakin marak protes warga Yordania mengenai perang di Gaza. Selain itu, Yordania yang berbatasan langsung dengan Israel menjadikannya negara-negara yang paling menderita karena dapat terkena dampak langsung.
Oleh karena itulah selain dengan mendekatkan diri pada AS dan Israel untuk mendapat dukungan keamanan, politik, diplomatik serta pembangunan, Yordania juga ikut membantu membela Israel. Thomas Juneau, asisten profesor di Graduate School of Public and International Affairs di University of Ottawa, mengatakan bahwa bantuan Yordania untuk Israel tersebut merupakan salah satu cara untuk mencoba melakukan bagiannya untuk mencegah hal ini meningkat.
Sementara itu, alasan dari keterlibatan Arab Saudi dalam membantu Israel bisa jadi merupakan tanda lain dari kekhawatirannya terhadap agresi Iran. Iran yang merupakan saingan bagi Arab Saudi telah memulihkan hubungan diplomatiknya tahun lalu dengan bantuan Tiongkok. Iran masih dianggap sebagai ancaman bagi Arab Saudi sehingga terbentuklah kerjasama antara Arab Saudi dengan Israel. “Arab Saudi dan Israel mempunyai musuh yang sama yaitu Iran yang menjadi pendorong utama semua kerja sama tersebut,” kata Juneau.
Juneau juga menjelaskan bahwa sebelum terjadinya perang di Gaza, sudah pernah diadakan negosiasi antara AS dan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Sebagai balasannya, AS memberi imbalan pakta pertahanan AS kepada Arab Saudi. Negosiasi tersebut terhenti namun Arab Saudi ingin agar perundingan kembali berjalan. Terjadinya perang di Gaza meningkatkan kemungkinan terjadinya perjanjian pertahanan Arab Saudi dengan AS karena perjanjian ini semakin memperjelas kekuatan ancaman Iran terhadap keamanan regional.
Bantuan yang diberikan Yordania dan Arab Saudi kepada Israel terjadi atas dasar menjaga keamanan wilayah. Yordania yang membutuhkan dukungan dari AS dan Israel serta rawan mendapat serangan dari Israel sendiri mau tidak mau melakukan bagiannya dengan membantu Israel.
Arab Saudi yang merasa Iran masih menjadi ancaman bagi kerajaannya, sama seperti Israel yang menganggap Iran sebagai musuh, membawa kedua negara ini kepada kerja sama untuk saling menjaga dari kemungkinan serangan Iran yang lebih besar.
(Susi Susanti)