Hujan Lebat Akibat El Nino Picu Banjir dan Tanah Longsor Tanzania, 150 Orang Tewas

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 26 April 2024 14:49 WIB
Hujan lebat akibat El Nino picu banjir dan tanah longsor Tanzania, 150 Orang Tewas (Foto: BBC)
Share :

TANZANIA - Setidaknya 155 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor di Tanzania menyusul hujan lebat yang disebabkan oleh El Nino.

Perdana Menteri (PM) Tanzania Kassim Majaliwa memperingatkan bahwa hujan mungkin akan terus turun hingga bulan Mei, dan mendesak keluarga untuk meninggalkan daerah rawan banjir.

Sekitar 200.000 orang dan lebih dari 51.000 rumah tangga telah terkena dampak bencana tersebut.

Hujan deras juga melanda negara tetangga Kenya dan Burundi, menyebabkan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Saat memberikan laporan kepada parlemen Tanzania mengenai situasi di negaranya sejak Januari, Majaliwa mengatakan bahwa selain 155 orang tewas, 236 orang terluka.

“Hujan lebat El Nino yang disertai angin kencang, banjir, dan tanah longsor di berbagai wilayah tanah air telah menimbulkan kerusakan yang cukup parah,” terangnya.

“Ini termasuk korban jiwa, hancurnya tanaman, rumah, harta benda warga, dan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan kereta api,” lanjutnya.

Seorang warga di distrik Siha, Tanzania utara, mengatakan kepada BBC bahwa rumahnya telah hancur.

“Saya tidak punya apa-apa lagi, semuanya sudah terhapus,” katanya.

Di Kenya, Presiden William Ruto telah memerintahkan tentara untuk membantu operasi penyelamatan, ketika hujan deras mengguyur sebagian besar wilayah negara itu, termasuk ibu kota, Nairobi, di mana rumah-rumah di beberapa daerah kumuh tersapu, beserta perabotan dan barang-barang lainnya.

Palang Merah mengatakan lebih dari 10 orang telah meninggal di Kenya minggu ini, sehingga jumlah kematian mencapai sedikitnya 45 orang sejak Maret lalu.

Di Burundi, hujan lebat telah menyebabkan hampir 100.000 orang mengungsi.

Chris Fawkes dari BBC Weather mengatakan salah satu penyebab hujan terbesar adalah Indian Ocean Dipole (IOD).

IOD sering disebut El Nino India karena kemiripannya dengan padanannya di Pasifik, mengacu pada perbedaan suhu permukaan laut di wilayah berlawanan di Samudera Hindia.

Selama fase positif, perairan di bagian barat Samudera Hindia jauh lebih hangat dari biasanya dan hal ini dapat menyebabkan hujan lebat terlepas dari El Niño.

Namun, jika IOD positif dan El Niño terjadi pada waktu yang sama, seperti yang terjadi tahun lalu, hujan di Afrika Timur bisa menjadi ekstrem.

Salah satu pola IOD positif terkuat yang pernah tercatat terjadi bersamaan dengan salah satu pola El Niño terkuat pada tahun 1997 dan 1998, dengan dilaporkan adanya banjir besar. Hal ini menyebabkan lebih dari 6.000 kematian di lima negara di kawasan ini.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya