TORONTO - Perdana Menteri (PM) Kanada Quebec Francois Legault mengatakan pada Kamis (2/5/2024) bahwa perkemahan di Universitas McGill di Montreal harus dibongkar karena semakin banyak mahasiswa yang mendirikan kamp pro-Palestina di beberapa universitas terbesar di Kanada.
Protes di Kanada terjadi ketika polisi telah menangkap ratusan orang di kampus-kampus Amerika Serikat (AS) dan jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat.
Meskipun pihak kampus telah meminta intervensi polisi, namun penegak hukum pada Kamis (2/5/2024) tidak mengambil tindakan untuk membersihkan perkemahan. Mereka menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang memantau situasi.
Para mahasiswa juga mendirikan perkemahan di berbagai kampus di Kanada termasuk Universitas Toronto, Universitas British Columbia dan Universitas Ottawa.
"Kami ingin kamp tersebut dibongkar. Kami percaya pada polisi, biarkan mereka melakukan tugasnya," kata juru bicara Legault, dikutip Reuters.
Ada juga protes balasan pro-Israel di Montreal pada Kamis (2/5/2024). Kedua belah pihak tetap terpisah.
Pada Kamis (2/5/2024) pagi, mahasiswa Universitas Toronto mendirikan perkemahan di lapangan berumput berpagar di kampus pusat kota, tempat sekitar 100 pengunjuk rasa berkumpul dengan puluhan tenda.
Menurut pernyataan dari penyelenggara, perkemahan tersebut akan tetap ada sampai universitas tersebut mengungkapkan investasinya, melakukan divestasi dari segala hal yang dianggap mempertahankan apartheid Israel, pendudukan dan pemukiman ilegal Palestina dan mengakhiri kemitraan dengan beberapa institusi akademis Israel.
Seorang juru bicara universitas mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya sedang berdialog dengan para pengunjuk rasa dan hingga tengah hari, perkemahan tersebut tidak mengganggu aktivitas normal universitas.
Juru bicara mahasiswa pascasarjana dan perkemahan Universitas Toronto, Sara Rasikh, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka akan tetap tinggal di sana sampai tuntutan mereka dipenuhi.
“Jika gangguan publik adalah satu-satunya cara agar suara kami didengar, maka kami bersedia melakukan itu,” ujarnya.
(Susi Susanti)