Di Amerika Serikat, Gedung Putih berharap Israel tidak akan melancarkan operasi penuh di Rafah. Mereka tidak yakin hal itu akan mencapai tujuan Israel untuk mengalahkan Hamas.
Juru Bicara John Kirby mengatakan Hamas telah mendapat tekanan signifikan dari Israel dan ada pilihan yang lebih baik untuk memburu sisa-sisa kepemimpinan kelompok tersebut dibandingkan melakukan operasi yang berisiko besar terhadap warga sipil.
Presiden AS, Joe Biden pada Rabu (8/5/2024), mengeluarkan peringatan paling kerasnya terhadap invasi darat penuh di Rafah, dengan mengatakan kepada CNN bahwa:
"Saya sudah menjelaskan bahwa jika mereka masuk ke Rafah. Saya tidak akan memasok senjata," kata Biden kepada CNN.
Sementara itu, di Kairo, delegasi dari Hamas, Israel, AS, Mesir dan Qatar telah bertemu sejak Selasa. Menurut dua sumber keamanan Mesir, pembicaraan di ibu kota Mesir mengalami kemajuan, tetapi tidak ada kesepakatan yang tercapai.
Anggota kantor politik Hamas di Qatar, Izzat El-Risheq, mengatakan delegasi Hamas telah meninggalkan Kairo, setelah menegaskan kembali persetujuannya terhadap proposal gencatan senjata yang diajukan mediator. Rencana tersebut mencakup pembebasan sandera Israel yang ditawan di Gaza dan sejumlah warga Palestina yang dipenjara Israel.
Hamas menyalahkan Israel atas kurangnya kesepakatan, dan akun Telegram TV Al-Aqsa mengatakan kelompok tersebut tidak akan membuat konsesi apa pun selain dari proposal yang telah mereka terima.
Di sisi laun, Israel menyatakan terbuka terhadap gencatan senjata. Namun, Israel menolak tuntutan diakhirinya perang.
(Erha Aprili Ramadhoni)