Lebanon Ketar-ketir, Israel Intensifkan Serangan ke Hizbullah

LEBANON – Lebanon khawatir Israel akan mengintensifkan serangannya terhadap kelompok militan Syiah Hizbullah yang berbasis di Lebanon. Hal ini terjadi ketika konflik antara kedua belah pihak meningkat di sepanjang perbatasan.

Dalam wawancara dengan BBC, Menteri Luar Negeri (Menlu) Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan kecil kemungkinannya pasukan Israel akan menyeberang ke Lebanon, namun kemungkinan akan terjadi serangan udara yang lebih dahsyat.

Israel dan Hizbullah hampir setiap hari saling melancarkan serangan dan serangan balasan sejak Oktober 2023, ketika Hizbullah meluncurkan roket ke Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza sehari setelah serangan mematikan Hamas terhadap Israel.

Kekerasan tersebut telah menewaskan warga sipil, tentara Israel dan pejuang Hizbullah dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan, meningkatkan kekhawatiran akan konfrontasi besar lainnya antara Hizbullah dan Israel, yang terlibat dalam perang yang menghancurkan selama sebulan pada tahun 2006.

“Sebagai pemerintah, kami prihatin,” kata Bou Habib dalam wawancara di Beirut,” terangnya.

“Jika terjadi eskalasi, itu akan terjadi dari langit. Saya tidak berpikir Israel akan [melakukan] invasi darat.. Apa pun yang ingin mereka capai dari darat, mereka dapat mencapainya dari langit, dan mereka memiliki dominasi di langit,” ungkapnya.

Sekitar 60.000 orang dari Israel utara masih dievakuasi dan Israel telah memperkuat posisi militer di dekat perbatasan, dan berulang kali mengancam akan memperluas serangan terhadap Hizbullah jika diplomasi gagal meredakan situasi.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant memperingatkan akan adanya musim panas yang terik di sepanjang perbatasan, beberapa hari setelah mengatakan perang akan berarti “bencana” bagi Hizbullah dan Lebanon.