Perang hingga Pemberontakan Berlangsung di Kerajaan Pajajaran Usai Prabu Siliwangi Mangkat

Avirista Midaada, Jurnalis
Selasa 14 Mei 2024 05:28 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok Istimewa/Okezone)
Share :

Raja-raja di daerah memanfaatkan kekacauan, lalu memberontak dan ingin melepaskan diri dari pusat. Negara warisan Sri Baduga menjadi acak-acakan dan terancam runtuh. Padahal keberhasilannya menjadi Susuhunan Pajajaran diraih dengan cara tak elok, memaksa dan melangkahi para saudara yang lebih tua dan yang lebih berhak.

Pembesar Pajajaran pun umumnya tidak setuju dengan pengangkatannya jadi susuhunan Pajajaran. Mereka menerima karena terpaksa. Pada sisi ini, secara manusiawi, rasa malu, perasaan perih dan sakit hati, rasa bersalah, karena tak mampu memegang amanat mempertahankan pusaka warisan leluhur.

Rasa kecewa dan perasaan hormat kepada orang tua yang telah mewariskan pusaka, bercampur aduk sehingga menjadikan batinnya tersiksa. Dapat dipahami jika nama Prabu Surawisesa sendiri tidak dicantumkan dalam prasasti. Sakakala itu adalah tanda taubat, pengakuan ketidakberdayaan diri, pengakuan terhadap keagungan sang ayah almarhum seraya meminta perlindungan kegaiban beliau.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya