BANTUL - Seorang ibu rumah tangga (IRT) asal Kalurahan Temuwuh Kapanewon Dlingo, Bantul, sebut saja R diamankan warga gegara mencuri 10 lonjor petai, di Jalan Cino Mati, Kalurahan Terong. Mirisnya, perempuan ini mengajak serta anaknya yang masih duduk di bangku SMP saat melakukan pencurian.
Berikut sejumlah faktanya:
1. Kronologi Kejadian
Bhabinkamtibmas Kalurahan Terong, Aiptu Gangsal Wirajati mengatakan, aksi pencurian itu sendiri terjadi beberapa hari yang lalu. Aksi pencurian itu sendiri berlangsung menjelang maghrib di mana hari sama sekali belum gelap.
"Itu ya kira-kira sebelum maghrib. Pokoknya masih terang belum gelap," tutur Aiptu Gangsal, Rabu (15/5/2024).
BACA JUGA:
Aksi pencurian itu sendiri bermula ketika ibu dan anak tersebut baru saja dari wilayah Bantul. Keduanya ingin pulang ke rumahnya di Kalurahan Temuwuh dengan mengendarai sebuah sepeda motor butut. Mereka melintas Jalan Cino Mati.
Saat melintas di jalan Chino Mati itulah, ibu dan anak ini melihat ada pohon petai yang berbuah. Kebetulan pohon petai tersebut agak jauh dari permukiman sehingga kondisinya cukup sepi.
Sang ibu kemudian berhenti sejenak dan berusaha memetik petai yang ada di pohon itu. Saat itu terlintas dalam benak perempuan tersebut jika suaminya suka dan ingin makan petai. Kebetulan suami perempuan tersebut tengah dirundung sakit dan hanya diam di rumah.
Tak banyak petai yang perempuan petik hanya sekitar 10 helai atau lonjor. Setelah merasa cukup, perempuan ini bergegas menuju ke sepeda motornya untuk meneruskan perjalanannya pulang ke rumahnya di Kalurahan Temuwuh.
2. Ketahuan Warga
Perempuan ini rupanya tidak menyadari jika aksinya sejak awal diintai oleh warga. Warga yang saat itu melakukan pengintaian langsung menyergapnya. Perempuan tersebut kemudian dibawa ke rumah pemilik petai untuk diinterograsi.
"Jadi ada warga yang mengetahuinya kemudian mengamankan mereka berdua," kata dia.
BACA JUGA:
Warga kemudian memanggil aparat pemerintah setempat. Peristiwa tersebut kemudian sampai ke telinga Aiptu Gangsal yang kemudian meluncur ke lokasi kejadian dan berusaha melakukan mediasi antara kedua belah pihak.
3. Berusaha Mendamaikan
Aiptu Gangsal kemudian berusaha mendamaikan pemilik pohon petai dengan ibu yang kedapatan mencuri tersebut. Gangsal menginginkan agar kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak perlu sampai proses hukum.
"Ya barang buktinya memang sepele, hanya petai. Tapi saat ini kan harga petai masih mahal," ujar dia.
Ketika ditanya alasannya mencuri, karena hanya untuk lauk suaminya sedang sakit. Tak ada niatan untuk menjualnya kembali petai-petai tersebut. Alasan tersebut juga diperkuat dengan keterangan anak dari pelaku pencurian tersebut.
"Ya kami percaya saja. Wong nyurinya juga hanya sepuluh. Benar-benar sepuluh. Kalau mau dijual lagi ya nyuri yang lebih banyak," tambahnya.