IRAN – Jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi di pegunungan berkabut mengejutkan banyak pihak. Insiden ini juva memberi kesedihan mendalam bagi warga Iran.
Raisi diketahui sedang berada di perbatasan Azerbaijan pada Minggu (19/5/2024) untuk meresmikan Bendungan Qiz-Qalasi, sebuah proyek bersama. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, yang mengaku telah mengucapkan "perpisahan persahabatan" kepada Raisi pada hari sebelumnya.
Insiden ini terjadi di saat meningkatnya perbedaan pendapat di Iran mengenai serangkaian krisis politik, sosial dan ekonomi. Para ulama penguasa Iran menghadapi tekanan internasional atas sengketa program nuklir Teheran dan semakin dalamnya hubungan militer dengan Rusia selama perang di Ukraina.
Siapakah sebetulnya sosok Raisi yang memimpin Iran? Raisi, 63 tahun, terpilih sebagai presiden pada tahun 202. Sejak ia memerintahkan pengetatan undang-undang moralitas, mengawasi tindakan keras berdarah terhadap protes anti-pemerintah, dan mendorong keras perundingan nuklir dengan negara-negara besar.
Dalam sistem politik ganda Iran, yang terbagi antara kelompok ulama dan pemerintah, mentor Raisi, Khamenei, yang berusia 85 tahun, pemimpin tertinggi sejak 1989, memegang kekuasaan pengambilan keputusan pada semua kebijakan utama.
Selama bertahun-tahun banyak orang melihat Raisi sebagai pesaing kuat untuk menggantikan Khamenei, yang mendukung kebijakan utama Raisi.
Kemenangan Raisi dalam pemilu tahun 2021 yang dikelola dengan ketat membuat semua cabang kekuasaan berada di bawah kendali kelompok garis keras, setelah delapan tahun ketika kursi kepresidenan dipegang oleh Hassan Rouhani yang pragmatis dan kesepakatan nuklir dinegosiasikan dengan Washington.