TEHERAN - Kesedihan mendalam dirasakan masyarakat Iran setelah mendapatkan kepastian meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi. Termasuk pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei. Figur paling berpengaruh di Iran itu mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas meninggalnya Presiden Raeisi dalam kecelakaan helikopter insiden di provinsi Azerbaijan Timur Iran.
Dia menyebut, Raisi tidak pernah berhenti bekerja keras dan bekerja sepanjang waktu untuk rakyat Iran meskipun menghadapi kritik. “Dalam tragedi yang pahit ini, bangsa Iran kehilangan seorang pelayan yang ramah, dan rendah hati,” kata Ayatollah Khamenei dikutip tehrantimes.
Pada saat bersamaan, Ayatollah Khamenei menyetujui Wakil Presiden Mohammad Mokhber mengambil alih jabatan presiden sementara dan bekerja sama dengan ketua parlemen dan pengadilan Iran untuk mempersiapkan landasan bagi pemilihan presiden baru dalam 50 hari ke depan.
Ayatollah Khamenei juga menyatakan kesedihan atas meninggalnya pejabat senior lainnya yang mendampingi Presiden Raeisi dalam kecelakaan helikopter di Azerbaijan Timur, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian.
Selain Raisi, helikopter juga ditumpangi Amir-Abdollahian, Gubernur Azarbaijan Timur Malek Rahmati, pemimpin Sholat Jumat kota Tabriz Seyyed Mohammad Ali Al-e Hashem, dan anggota tim pengawal presiden Mahdi Mousavi.
Pilot, co-pilot, dan awak helikopter juga berada di dalam helikopter tersebut. Presiden Raeisi dan delegasi pendampingnya kembali dari upacara peresmian bendungan di Sungai Aras bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
Terkait pergantian pimpinan, sesuai konstitusi Republik Islam mempunyai solusi yang jelas jika seorang presiden tidak mampu menjalankan tugasnya karena sakit, meninggal, atau dimakzulkan dan diberhentikan oleh parlemen.
Badan ini menugaskan wakil presiden, dalam hal ini, Mohammad Mokhber untuk menjalankan urusan negara dan bersama-sama dengan ketua parlemen dan lembaga peradilan mengawasi pemilihan presiden baru dalam waktu maksimal 50 hari.
(Maruf El Rumi)