Pertama Kalinya Kehilangan Suara Mayoritas, Presiden Afrika Selatan Hadapi Hasil Pemilu yang Sulit

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 03 Juni 2024 16:31 WIB
Presiden Afrika Selatan hadapi hasil pemilu yang sulit (Foto: AP)
Share :

JOHANNESBURG - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengakui partai Kongres Nasional Afrika (ANC) yang dipimpinnya mengalami hasil pemilu yang sulit, setelah partai tersebut kehilangan mayoritas untuk pertama kalinya sejak apartheid berakhir 30 tahun lalu.

ANC, yang pernah dipimpin oleh Nelson Mandela, memenangkan 159 kursi dari 400 kursi parlemen pada pemilu Rabu (29/5/2024), turun dari 230 kursi pada majelis sebelumnya.

Ramaphosa masih menggambarkan hasil pemilu tersebut sebagai kemenangan bagi demokrasi, dan menyerukan kepada partai-partai yang bersaing untuk menemukan titik temu tampaknya mempersiapkan perundingan koalisi.

Partai oposisi Aliansi Demokratik (DA) mengatakan pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan koalisi dengan Ramaphosa, namun partai tersebut menentang sejumlah prioritas utama pemerintahannya.

Komisi pemilihan umum mengumumkan pada Minggu (5/6/2024) mengatakan dengan seluruh suara yang dihitung, ANC memperoleh 40%, turun dari 58% pada pemilu sebelumnya.

Para pengamat mengatakan angka ini lebih rendah dari skenario terburuk yang ditakutkan partai sebesar 45%. ANC sekarang harus berkoalisi untuk membentuk pemerintahan berikutnya.

“Rakyat kami telah berbicara, suka atau tidak suka, mereka telah berbicara,” kata Ramaphosa.

“Sebagai pemimpin partai politik, dan semua orang yang mempunyai tanggung jawab di masyarakat, kami telah mendengar suara rakyat dan kami harus menghormati keinginan mereka,” lanjutnya.

Dia menambahkan, para pemilih ingin para pihak menemukan titik temu.

“Melalui suara mereka, mereka telah menunjukkan dengan jelas dan jelas bahwa demokrasi kita kuat dan bertahan lama,” katanya.

Partai-partai politik di Afrika Selatan mempunyai waktu dua minggu untuk menyusun kesepakatan koalisi, kemudian parlemen baru akan duduk untuk memilih presiden.

DA yang berhaluan kanan-tengah tetap menjadi partai terbesar kedua di parlemen dengan 87 kursi, dan mengatakan mereka terbuka untuk pembicaraan koalisi.

“Kami mendesak semua orang yang mencintai konstitusi kami dan semua yang diwakilinya untuk mengesampingkan politik kecil dan mempersempit kepentingan sektarian dan bergandengan tangan sekarang,” kata pemimpin DA John Steenhuisen.

Namun, partainya menentang dua prioritas utama ANC yakni kebijakan pemberdayaan kulit hitam, yang bertujuan untuk memberikan warga kulit hitam bagian dalam perekonomian setelah mereka dikucilkan selama era apartheid rasis, dan RUU Asuransi Kesehatan Nasional (NHI), yang menjanjikan jaminan kesehatan universal untuk semua.

ANC mengatakan kedua kebijakan tersebut tidak dapat dinegosiasikan dalam pembicaraan koalisi.

Mantan Presiden Jacob Zuma, yang kini memimpin partai uMkhonto weSizwe (MK) yang menduduki peringkat ketiga dengan 58 kursi, tidak menghadiri pengumuman hasil pemilu dan menyarankan agar ia menantang partai tersebut.

MK mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan ANC, namun hal ini tidak akan terjadi jika ANC dipimpin oleh Ramaphosa.

Dia menggantikan Zuma sebagai presiden dan pemimpin ANC setelah perebutan kekuasaan yang sengit pada tahun 2018.

Dalam wawancara dengan BBC, Patrick Gaspard, yang merupakan duta besar AS untuk Afrika Selatan pada tahun 2013-2016, menggambarkan kedua politisi tersebut sebagai ‘musuh bebuyutan’.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya