GAZA - Ketika Israel melancarkan perang terhadap Hamas, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tujuannya adalah untuk menghancurkan Hamas dan membawa kembali sandera yang ditahan di Gaza.
Namun lebih dari delapan bulan kemudian, tujuan untuk menghilangkan kelompok tersebut tampaknya tidak dapat dicapai. Meskipun Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah membunuh beberapa komandan Hamas, namun para pemimpin tertinggi di Gaza,termasuk Pimpinan Hamas Yahya Sinwar bisa kabur dari mereka. Meskipun infrastrukturnya rusak, Hamas juga terus menembakkan roket ke Israel, meski lebih sporadis dibandingkan saat awal konflik.
Pejabat intelijen Amerika percaya bahwa Sinwar kemungkinan besar yakin Hamas dapat bertahan dari upaya Israel untuk menghancurkannya.
Sebelumnya, Peter Lerner, juru bicara IDF mengatakan kepada Reuters bahwa mereka masih jauh dari target menghancurkan Hamas, yang menurutnya juga telah kehilangan sekitar setengah dari kekuatan tempurnya.
Lerner mengatakan militer beradaptasi dengan perubahan taktik kelompok tersebut dan mengakui bahwa Israel tidak dapat melenyapkan setiap pejuang Hamas atau menghancurkan setiap terowongan Hamas.
"Tidak pernah ada tujuan untuk membunuh setiap teroris yang ada di lapangan. Itu bukan tujuan yang realistis," ujarnya.
“Menghancurkan Hamas sebagai otoritas pemerintahan adalah tujuan militer yang seharusnya dapat dicapai,” lanjutnya.
Lerner setuju bahwa Israel menghadapi pertempuran panjang untuk mengalahkan Hamas, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak 2006.
“Tidak ada perbaikan yang cepat setelah 17 tahun mereka membangun kemampuannya,” tambahnya.
Pada saat yang sama, Netanyahu berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk mencapai kesepakatan yang akan menjamin kembalinya para sandera yang masih berada di Gaza.
Israel belum secara terbuka berkomitmen terhadap perjanjian tersebut, meskipun Gedung Putih telah berulang kali menekankan bahwa rencana Israel telah diterima oleh pemerintah. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang mendapat tekanan untuk mengumumkan dukungannya terhadap rencana saat ini, telah berulang kali mengatakan bahwa perang tidak akan berakhir sampai Israel melenyapkan Hamas.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada NBC bahwa Netanyahu menegaskan kembali kepadanya bahwa Israel mendukung proposal ini dan siap untuk mengatakan ya ketika dia bertemu dengannya beberapa hari yang lalu, dan menyalahkan Hamas atas terhentinya negosiasi tersebut.
“Hamas harus menunjukkan bahwa mereka juga ingin hal ini segera berakhir. Jika ya, kita bisa mengakhirinya. Jika tidak, berarti mereka ingin perang terus berlanjut,” kata Blinken.
(Susi Susanti)