“Demi keselamatan Anda, Anda harus segera mengungsi ke selatan di Jalan Salah al-Din menuju zona kemanusiaan,” ujar juru bicara militer Avichay Adraee memposting di platform media sosial X dalam seruan kepada warga dan pengungsi di Shejaia.
Warga dan media Hamas mengatakan tank-tank tersebut telah bergerak sebelum pos tersebut dan orang-orang dari pinggiran timur berlari ke arah barat di bawah tembakan ketika Israel memblokir jalan ke selatan.
Tepat sebelum tengah malam, serangan udara Israel menghantam markas besar Layanan Darurat Sipil Palestina di kamp Al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah, menewaskan tiga anggotanya, kata layanan penyelamatan. Dilaporkan bahwa kematian baru ini menambah jumlah staf yang tewas akibat tembakan Israel menjadi 74 orang sejak 7 Oktober.
Di Rafah, di mana tank-tank telah bergerak maju di beberapa wilayah sejak 7 Mei, petugas medis mengatakan empat warga Palestina terbunuh oleh peluru tank yang mendarat di wilayah barat kota tersebut, tempat tentara Israel memperdalam serangannya dalam beberapa hari terakhir. Belum ada komentar langsung dari Israel mengenai kedua insiden tersebut.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel di Gaza yang dipicu oleh serangan lintas batas yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober, para pejabat bantuan mengatakan wilayah kantong tersebut masih berisiko tinggi mengalami kelaparan, dengan hampir setengah juta orang menghadapi kerawanan pangan yang dianggap sebagai bencana.
“Kami kelaparan di Kota Gaza, dan diburu oleh tank dan pesawat tanpa ada harapan bahwa perang ini akan berakhir,” kata Jamal.
(Susi Susanti)