Ini 4 Isu Penting dalam Debat Pilpres AS yang Pertemukan Joe Biden dengan Donald Trump

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 28 Juni 2024 14:22 WIB
Ini 4 isu penting debat pilpres AS yang pertemukan Joe Biden dan Donald Trump (Foto: BBC)
Share :

ATLANTA – Debat calon presiden Amerika Serikat (Capres AS) pada Kamis (27/6/2024) waktu setempat akan menampilkan Joe Biden dan Donald Trump yang saling berhadapan mengenai kebijakan untuk pertama kalinya dalam siklus pemilu ini.

Pertarungan ini adalah satu-satunya saat seorang presiden yang menjabat berhadapan dengan mantan presidennya. Ini berarti masing-masing kandidat akan mempunyai catatan yang harus dipertahankan dan kemungkinan strategi masa jabatan kedua yang akan disampaikan kepada rakyat Amerika.

Topik-topik hangat yang pasti akan dibahas meliputi imigrasi, ekonomi, hak-hak reproduksi dan demokrasi.

Berikut ini pandangan lebih dekat mengenai posisi Biden dan Trump dalam isu-isu penting tahun pemilu, sebagaimana tercermin dan diberi peringkat dalam jajak pendapat ABC News/Ipsos baru-baru ini.

1. Biaya hidup

Inflasi secara konsisten menjadi isu utama bagi para pemilih dalam jajak pendapat, sehingga kedua kandidat bersemangat untuk memberikan perbedaan yang menguntungkan dalam perdebatan tersebut.

Selama masa kampanye, Trump sering mengkritik Biden atas peningkatan inflasi yang telah terjadi selama bertahun-tahun di negaranya. Harga konsumen telah naik sekitar 20% selama lebih dari tiga tahun sejak Biden menjabat, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja AS. “Inflasi telah membunuh perekonomian kita,” kata Trump pada rapat umum di Racine, Wisconsin, pekan lalu.

“Ini adalah perusakan bangsa,” lanjutnya.

Sementara itu, Biden mengakui bahwa kenaikan harga masih terlalu tinggi namun ia memuji adanya kemajuan signifikan dalam menurunkan inflasi jauh di bawah puncaknya. Ia juga mencatat bahwa kenaikan upah melebihi inflasi, sehingga masyarakat Amerika memiliki daya beli yang lebih besar meskipun harga-harga tinggi.

Terkait kebijakan, Trump menargetkan Biden karena peraturan lingkungan hidup seperti batasan yang diberlakukan pada beberapa pengeboran minyak dan gas, meskipun tahun lalu AS memproduksi lebih banyak minyak dibandingkan tahun mana pun dalam sejarahnya, menurut Administrasi Informasi Energi AS.

Sebaliknya, Biden telah mempromosikan proposal yang berupaya meringankan harga barang-barang yang membandel seperti perumahan dan obat resep. Dia menggambarkan usulan pemotongan pajak dan tarif Trump sebagai kebijakan yang akan menaikkan harga dan menguntungkan orang kaya.

2. Kejahatan dan kekerasan senjata

Baik Biden maupun Trump diperkirakan akan membanggakan rekam jejak mereka dalam menurunkan angka kejahatan. Dalam Pidato Kenegaraannya pada bulan Maret, Biden mengatakan negara tersebut melaporkan tingkat pembunuhan yang rendah secara historis pada tahun 2023 dan bahwa kejahatan dengan kekerasan secara keseluruhan telah anjlok ke salah satu tingkat terendah dalam 50 tahun.

Namun Trump dapat membantah bahwa tingkat kejahatan dengan kekerasan di 70 kota besar di AS masih jauh lebih tinggi dibandingkan ketika ia menjadi presiden, dengan angka pembunuhan meningkat sebesar 20% dan penyerangan yang diperparah meningkat sebesar 16% sejak tahun 2019, menurut Asosiasi Kepala Kota Besar.

3. Imigrasi dan keamanan perbatasan

Sepanjang sebagian besar masa kepresidenan Biden, Partai Republik telah memanfaatkan tingginya jumlah kekhawatiran yang dilakukan oleh Patroli Perbatasan AS, yang merupakan indikator utama upaya penyeberangan ilegal.

Namun, setelah kekhawatiran mengenai perbatasan mencapai angka tertinggi dalam sejarah pada bulan Desember lalu, jumlahnya telah menurun. Patroli Perbatasan melakukan 117.906 penangkapan di sepanjang perbatasan barat daya pada bulan Mei menandai penurunan bulanan ketiga berturut-turut.

Selain itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas mengatakan pada Rabu (26/6/2024) bahwa pihak berwenang di perbatasan telah meningkatkan hampir dua kali lipat jumlah migran yang dideportasi atau dikembalikan sejak pemerintahan Biden menerapkan pembatasan terbaru terhadap hak migran untuk meminta suaka.

4. Kebijakan luar negeri dan sikap diri

Dalam jajak pendapat yang menentukan prioritas pemilih, kebijakan luar negeri cenderung tertinggal jauh dibandingkan isu-isu dalam negeri. Namun dua perang besar yang terjadi di luar negeri, menekan kekhawatiran keamanan nasional AS, dan perpecahan mengenai pendekatan Biden terhadap Gaza di tengah persaingan yang sangat ketat berpotensi mengubah hal tersebut.

Trump sering kali secara keliru mengklaim bahwa masa jabatannya di Gedung Putih bebas dari konflik internasional dan menegaskan bahwa perang di Ukraina dapat diselesaikan dalam hitungan jam saja. Namun selain gertakan politik, Trump tidak banyak bicara mengenai rencana sebenarnya selain menyatakan ia akan mengurangi bantuan militer AS ke Kyiv.

Demikian pula, Trump juga menyerukan diakhirinya perang Israel-Hamas dengan cepat dan mendesak Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk menyelesaikannya sambil juga mengkritik pandangan kampanye negara tersebut di Gaza dalam sebuah wawancara pada bulan April.

Namun mantan presiden tersebut memiliki pengalaman dalam upaya menyelesaikan konflik mendasar yang telah berlangsung selama puluhan tahun yang mendorong perang saat ini. Pada awal tahun 2020, Trump mendampingi Netanyahu saat ia meluncurkan rencana rincinya untuk solusi dua negara, namun usulan tersebut dianggap hanya menguntungkan Israel dan ditolak mentah-mentah oleh para pemimpin Palestina.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya