Apalagi akhir-akhir ini dalam laporan Sekernas yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik untuk Februari tahun 2009, 2014, 2019, dan 2024 terjadi trend penurunan dalam penciptaan lapangan kerja di sektor formal khususnya setelah hadirnya pandemi Covid-19. Akibatnya tentu sangat berdampak pada Gen Z yang hari ini menurut BPS mencatat jumlah 9,9 juta Gen Z yang menjadi pengangguran karena minimnya akses lapangan pekerjaan.
Dalam bahasa Gen Z hal ini tentu saja membuat mereka termenung yang jika diterjemahkan dengan merujuk pada penelitian oleh American Psychological Association, maka dapat terlihat bahwa Gen Z hari ini menghadapi stres selain karena pandemi, tetapi karena juga kondisi ketidakpastian mengenai masa depan mereka dan hadirnya banyak berita buruk di internet, dan media sosial. Gen Z mempunyai ekspektasi tinggi terhadap kehidupan pribadi mereka, dan jika tidak berjalan sesuai keinginan, hal ini dapat memicu stres.
Gen Z juga cenderung cepat menyerap informasi dan melabeli diri mereka dengan berbagai kondisi seperti bipolar atau introvert. Hal ini dapat menjadi hambatan untuk maju, karena mereka cenderung merasa manja dan mudah tertekan.
Sikap open minded Gen Z dapat digunakan untuk mempromosikan toleransi dan inklusivisme di masyarakat. Mereka dapat terlibat dalam kampanye atau gerakan yang mendorong kerukunan antar suku, agama, dan ras. Dengan demikian, mereka dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan damai.
Gen Z dapat menggunakan media sosial untuk menggalang donasi atau menyebarkan informasi tentang kegiatan sosial. Mereka dapat bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah (NGO) atau komunitas lokal untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Dengan demikian, mereka dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, Gen Z juga dapat menggunakan platform media sosial untuk mengekspresikan diri secara positif. Mereka dapat berbagi cerita inspiratif, tips kesehatan mental, atau informasi bermanfaat lainnya. Dengan demikian, mereka dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal-hal positif dan membangun citra diri yang baik.
"Menjadi bagian dari Gen Z adalah kepastian yang tidak bisa diubah. Namun, menjadi pribadi yang berguna bagi bangsa adalah pilihan yang harus diambil dengan sadar. Gen Z memiliki banyak kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara. Mereka juga perlu mengelola kekurangan mereka agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan resilient. Dengan demikian, Gen Z dapat membantu membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia Emas," tandasnya.
(Angkasa Yudhistira)