Presiden Prancis Desak Netanyahu Cegah Kebakaran Besar Antara Israel dan Hizbullah

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 03 Juli 2024 15:45 WIB
Presiden Prancis desak Netanyahu cegah {kebakaran besar} antara Israel dan Hizbullah (Foto: AFP)
Share :

PARISPresiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (2/7/2024) mendesak pemimpin Israel Benjamin Netanyahu untuk mencegah ‘kebakaran besar’ antara Israel dan militan Hizbullah di Lebanon. Hal ini disampaikan Macron melalui panggilan telepon antara kedua pemimpin tersebut.

“Macron menegaskan kembali keprihatinannya yang serius atas meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel dan menggarisbawahi kebutuhan mutlak untuk mencegah kebakaran besar yang akan merugikan kepentingan Lebanon dan juga Israel,” terang kepresidenan Prancis dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.

Dia juga menekankan pentingnya semua pihak untuk bergerak cepat menuju solusi diplomatik untuk mengakhiri konflik yang dipicu oleh serangan militan Hamas di Gaza pada 7 Oktober terhadap Israel.

“Kedua pemimpin membahas upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk mengatasi hal ini,” kata Istana Elysee, menjelang kunjungan utusan Amerika Serikat (AS) untuk konflik tersebut, Amos Hochstein, ke Paris pada Rabu (3/7/2024).

Hochstein dijadwalkan bertemu dengan utusan Macron untuk Lebanon Jean-Yves Le Drian setelah kunjungan ke Israel dan Lebanon pada bulan Juni untuk mencoba mengamankan gencatan senjata di Gaza.

“Macron juga meminta Netanyahu untuk menahan diri dari operasi baru apa pun di Gaza dekat Rafah atau Khan Yunis, yang hanya akan memperburuk jumlah korban jiwa dan situasi kemanusiaan yang sudah menjadi bencana,” lanjut Elysee.

Tentara Israel pada Senin (1/7/2024) memerintahkan evakuasi di sebagian besar wilayah timur Khan Yunis dan Rafah di sepanjang perbatasan Mesir.

Mereka tidak secara eksplisit mengumumkan operasi militer, namun perintah semacam itu biasanya dilakukan sebelum serangan besar.

Pengumuman tersebut memicu eksodus massal warga Palestina dari wilayah selatan Gaza pada Selasa (2/7/2024) ketika pasukan Israel melancarkan serangan mematikan dan bentrok dengan militan.

Serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.

Para militan juga menyandera 251 sandera, 116 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 42 orang yang menurut tentara tewas.

Serangan balasan Israel yang bertujuan untuk membasmi militan Palestina di Gaza telah menewaskan sedikitnya 37.925 orang, sebagian besar adalah warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Macron dan Netanyahu juga membahas perkembangan terkini dalam program nuklir Iran, khususnya laporan mengenai pemasangan sentrifugal baru untuk pengayaan uranium.

Pada pertengahan Juni lalu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Teheran semakin memperluas kemampuan nuklirnya, dimana negara-negara Barat khawatir negara tersebut akan mengembangkan senjata nuklir menyusul penarikan AS dari perjanjian tahun 2015 untuk membatasi program atomnya.

IAEA mengatakan bahwa Teheran telah meningkatkan program nuklirnya secara signifikan dan kini memiliki cukup bahan untuk membuat beberapa bom atom, meskipun Iran mengatakan hal itu hanya untuk tujuan damai.

“Prancis, bersama para mitranya, tetap berkomitmen penuh untuk terus memberikan tekanan pada pemerintah Iran, yang harus menghormati kewajiban internasionalnya dan bekerja sama sepenuhnya dengan IAEA,” kata kantor Macron.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya