BEIRUT - Kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memantik reaksi keras dari dunia Islam. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pun menyerukan kepada seluruh umat Muslim bangkit melawan Israel.
Nasrallah menjadi pemimpin Hizbullah setelah Israel membunuh pendahulunya, Abbas al-Musawi, pada tahun 1992. Al-Musawi, istrinya, dan putranya yang berusia lima tahun tewas oleh serangan udara di rumah mereka. "Hassan Nasrallah telah tewas," juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Nadav Shoshani mengumumkan pada X pada Sabtu (28/9).
Kematian Nasrallah dianggap Israel sebagai langkah untuk melemahkan Hizbullah. Namun, untuk beberapa dunia Islam, kematian pria yang menjadi pemimpin Hizbullah dalam 30 tahun terakhir itu justru bisa memantik reaksi dan perlawanan lebih keras dibandingkan sebelumnya.
Hizbullah dalam pernyataannya mengatakan akan melanjutkan perjuangan Hizbullah. Mereka berjanji “melanjutkan jihad dalam menghadapi musuh, dalam mendukung Gaza dan Palestina, dan dalam membela Lebanon dan rakyatnya yang teguh dan terhormat”.
Hamas tak luput mengutuk pembunuhan tersebut dengan menyebut Israel telah melakukan tindakan pengecut dan menuding negara zionis itu sebagai teroris. Israel menurut Hamas telah mengabaikan piagam internasional. Israel juga secara terang-terangan mengancam keamanan dan perdamaian internasional, mengingat kebisuan, ketidakberdayaan, dan pengabaian internasional.
“Menghadapi kejahatan dan pembantaian Zionis ini, kami memperbarui solidaritas mutlak kami dan bersatu dengan saudara-saudara di Hizbullah dan perlawanan Islam di Lebanon,” kata kelompok itu dikutip Al Jazeera.
Reaksi lebih keras disampaikan Iran. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan lima hari berkabung untuk pemimpin Hizbullah tersebut.