“Kita mendefinisikan situasi sekarang ini seperti apa, bagaimana umat Islam dan umat Katolik memandang, kalau tidak ada kesamaan definisi maka tentu kita memiliki pandangan yang berbeda-beda, sesuatu peristiwa spesifik kita pandang sebagai sebuah kebajikan tapi dari perspektif orang lain mungkin itu dipandang sebagai sebuah kejahatan,” kata Syafiq.
Syafiq juga mengungkapkan kunjungan Paus ini bisa menjadi jawaban untuk menyamakan persepsi antara negara-negara di dunia dalam memandang berbagai isu global seperti ekstrimisme, krisis iklim, hingga perbedaan antara negara kaya dan miskin.
“Saya kira kedatangan Paus Fransiskus ini harus kita artikan sebagai pemahaman yang sama bagaimana kita melihat situasi-situasi itu sebagai tantangan yang harus kita selesaikan bersama,” pungkasnya.
(Angkasa Yudhistira)