Special Report: Ormas Ganas Bikin Cemas

Fahmi Firdaus , Jurnalis
Sabtu 27 Juli 2024 12:43 WIB
Ilustrasi Ormas ganas bikin panas.
Share :

JAKARTA – Pagi itu, Wina terkejut melihat sejumlah pria membawa samurai dan berbagai senjata tajam lainnya bergerombolan masuk ke wilayahnya di Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

Selang beberapa, gerombolan pria tersebut lalu terlibat bentrokan perebutan lahan sengketa di RT05 RW01 Kembangan Utara. Sejumlah pria terluka akibat peristiwa tersebut.

"Pokoknya saling serang di kebun tadi pagi. Ibu-ibu yang sedang bertani langsung kabur. Pelaku bentrokan ada yang bawa samurai," ujar Wina beberapa waktu lalu.

Beberapa waktu lalu kata Wina, masyarakat juga melihat orang-orang yang menjaga lahan itu membawa senjata tajam. Mereka khawatir karena  banyak anak-anak yang tinggal di sekitar lingkungan.

"Kalau di RT 7 (RT di sebelah lokasi lahan sengketa) mereka pada bawa senjata tajam. Jadi diperingatkan sama pak RT enggak boleh lewat karena banyak anak-anak," kata Wina.

Sebelum bentrokan terjadi, kata Wina, dua kelompok yang saling terlibat dalam sengketa lahan biasanya hanya saling meneriaki satu kelompok dengan yang lain. 

"Kalau bentrok baru kali ini. Biasanya hanya sahut-sahutan aja, namun kali ini mereka pada teriak-teriakan," bebernya. Aksi bentrok tersebut juga direkam oleh warga dan viral di media sosial. "(Korban) Ada sih di videonya, tapi enggak tahu berapa. Itu ibu-ibu RT 5 yang rekam," pungkas Wina.

Belakangan diketahui, bentrok massa tersebut antara kelompok Hercules Rosario Marshal dengan sekelompok orang yang mengaku sebagai petugas keamanan perusahaan pengembang APL. Hercules saat ini diketahui sebagai Ketua Umum (Ketum) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya.

 

Kuasa hukum Hercules Rosario, Insank Nasruddin mengatakan, lahan di Kembangan, Jakarta Barat yang menjadi tempat bentrok dua kelompok pada Senin (22/7) adalah milik kliennya 

“Kepemilikan tanah tersebut adalah mutlak kepemimpinan Pak Hercules. Secara hukum legalitasnya juga kepemilikan Pak Hercules selaku klien kami," ujar Insank saat jumpa pers di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. 

Dia juga menegaskan, lahan yang menjadi tempat bentrok yang mengakibatkan sejumlah orang terluka, itu bukanlah tanah sengketa. "Bukan tanah sengketa. Itu sah secara legalitas bahwa itu milik klien kami Hercules Rosario Marshal," tandasnya.

Polisi Mediasi Dua Kelompok yang Bertikai

Kepolisian telah melakukan mediasi terhadap dua kelompok yang terlibat bentrokan tersebut. Sementara, korban luka-luka melakukan visum dan membuat laporan polisi atas luka akibat bentrokan tersebut.

"Kami sudah membuat pengantar visum dan mengarahkan korban untuk membuat laporan polisi. Untuk selanjutnya kami akan melaksanakan penyelidikan," kata Kapolsek Kembangan Kompol Billy Gustiano.

Penyelidikan tersebut juga dilakukan untuk mengidentifikasi adakah penggunaan senjata tajam dalam bentrokan tersebut.
"Masih kita lakukan pendalaman, masih kita lakukan pemeriksaan kepada saksi-saksi yang ada di lokasi, kemudian informasi dari warga setempat," tutur Billy.

Pihaknya juga akan mengawasi lahan sengketa tersebut sampai dengan keputusan hukum mengenai status lahan tersebut ditetapkan.
“Karena kesalahpahaman masing-masing pihak saling mengklaim kepemilikan tanah. Kami juga akan melakukan monitor dan pengamanan di lokasi objek tanah tersebut untuk mengantisipasi tidak terulang kembali kejadian tersebut,” ulasnya.

“Masing-masing pihak sudah bersepakat tidak melakukan aktifitas apapun sampai menunggu keputusan dari pengadilan dan BPN,” tutup Billy.

 

Oknum Ormas Pemuda Pancasila Intimidasi dan Usir Warga yang Laporkan Pungli

Setelah beberapa lalu viral karena oknum anggota Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Semarang bernama Visnu melakukan aksi bar bar di jalanan, kini giliran anggota PP Kebumen yang viral di sosial media X gegara diduga melakukan intimidasi kepada wali murid salah satu sekolah dasar. Intimidasi itu dilakukan gegara orangtua murid melaporkan soal dugaan pungli ke Polres Kebumen.

Dugaan intimidasi dan arogansi yang dilakukan oleh dua oknum kades yang diduga salah satunya merangkap sebagai anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) dialami oleh Sugiyono selaku ketua DPC Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Kresna Cakra Nusantara Kabupaten Kebumen.

Dugaan intimidasi dan arogansi tersebut terjadi di Desa Menganti Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah pada Minggu 30 Juni 2024.

Kepada awak media Sugiyono menuturkan bahwa kejadian tersebut diduga buntut dari laporanya kepada Polres Kebumen, terkait adanya dugaan pungutan liar (pungli) yang dikeluhkan oleh wali murid SDN 1 Jati Mulyo, Sruweng.

Pengadu yang sudah memberikan kuasa dan kepercayaannya ke LPKSM terkait dugaan adanya pungli di SDN 1 Jatimulyo.

"Klien kami menelpon katanya dia ditelepon oleh pak Sabit yang ngakunya sebagai kepala desa Jatimulyo, pak Sabit menyampaikan, nanti habis maghrib rumahnya mau didatangin oleh kepala desa Menganti dan Pemuda Pancasila (PP) terkait laporan dan aduan kepada LPKSM," kata Sugiyono.

"Saya rekam (aksi intimidasi itu) langsung saya kirim rekamanya ke Polres Kebumen, agar kalau nanti terjadi sesuatu bisa langsung terdeteksi diketahui oleh polisi," katanya.

 

Sayangnya, meski sudah melaporkan itu ke polisi, tapi sampai peristiwa dugaan intimidasi dan arogansi itu terjadi tak satupun polisi yang datang ke lokasi ataupun menghubungi balik pihaknya.

Sugiyono mengaku tak akan mencabut laporan dugaan pungli tersebut meski sudah mendapat intimidasi. "Sampai mati pun gak akan saya cabut laporan (dugaan pungli) itu," katanya.

Hal itu lantas membuat oknum Pemuda Pancasila itu marah, ia pun lantas mengusir wali murid itu agar pindah dari kampung tersebut karena dianggap sudah membuat kisruh.

Tak sampai di situ, salah satu anggota PP bernama Supono naik pitam hingga hendak memukul Sugiyono. Video itu menjadi viral di media sosial dan mendapat beragam komentar dari netizen.

(Maruf El Rumi)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya