NEW YORK – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah setuju untuk diwawancarai Biro Investigasi Federal (FBI) sebagai bagian dari penyelidikan terhadap upaya pembunuhan pada kampanye terbuka di Pennsylvania pada awal bulan ini.
Dalam panggilan telepon dengan wartawan pada Senin (29/7/2024), FBI tidak memberikan tanggal wawancara, namun mengatakan bahwa wawancara tersebut akan menjadi wawancara korban standar yang dilakukan untuk korban kejahatan lainnya.
“Kami ingin mendapatkan perspektifnya mengenai apa yang dia amati,” kata Agen Khusus FBI Kevin Rojek.
Meskipun telah meneliti segudang bukti, namun para penyelidik belum menentukan motif untuk menjelaskan mengapa Thomas Matthew Crooks melepaskan tembakan pada 13 Juli lalu.
Sementara itu, pesan teks yang baru dirilis mengungkapkan bahwa remaja berusia 20 tahun itu ditemukan oleh tim Swat setempat lebih dari 90 menit sebelum penembakan, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Pesan-pesan yang diperoleh New York Times dan ABC News akan menambah daftar kegagalan keamanan yang mendahului upaya pembunuhan terhadap mantan presiden tersebut.
Pada Senin (29/7/2024), FBI mengatakan para penyelidik yakin Crooks melakukan perencanaan yang cermat menjelang kampanye terbuka pada 13 Juli lalu. Selain itu, dia melakukan upaya signifikan untuk menyembunyikan aktivitasnya.
“Perencanaan tersebut yang mencakup enam pembelian komponen alat peledak dilakukan dengan cara yang tidak akan meningkatkan kecurigaan orang tuanya secara signifikan,” lanjut Rojek.
Berbagai investigasi telah diluncurkan untuk mengetahui apa yang salah dalam mengamankan lokasi Butler Fair Show pada 13 Juli.
Meskipun penyelidikan FBI terfokus pada Crooks dan motivasinya dibandingkan kegagalan keamanan apa pun yang terjadi, namun Rojek mengatakan para penyelidik percaya bahwa dia tiba di lokasi kejadian pada pukul 13.50 pada hari penembakan, dan menerbangkan drone di sekitar area tersebut. selama 11 menit tak lama setelahnya.
FBI yakin Crooks meninggalkan tempat tersebut sekitar pukul 16:00 sebelum kembali dan diidentifikasi sebagai orang yang mencurigakan tidak lama setelah pukul 17:00.
Menurut timeline FBI, sekitar pukul 17.30, dia terlihat menggunakan alat pengintai, kurang dari setengah jam sebelum dia terlihat berjalan di dekat gedung AGR dengan membawa ransel.
Pada pukul 18:11, dia dihadang oleh petugas polisi setempat, sekitar 30 detik sebelum dia melepaskan delapan tembakan ke arah Trump dan massa.
Crooks kini diyakini telah melakukan pengawasan awal terhadap tempat kampanye terbuka tersebut pada 11 Juli, dua hari sebelum unjuk rasa.
Pesan teks yang baru diterbitkan ini memperpanjang jangka waktu di mana pria bersenjata berusia 20 tahun itu telah menimbulkan kecurigaan.
Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa dia berada dalam radar penegak hukum setempat sekitar satu jam sebelum penembakan.
Para saksi mengatakan kepada BBC beberapa saat setelah penembakan, mereka melihat pria bersenjata di atap dan membunyikan alarm.
Masih belum jelas mengapa ada gangguan komunikasi antara penegak hukum setempat dan Dinas Rahasia.
(Susi Susanti)