Sebagai kepala politik Hamas, Haniyeh memberi kelompok itu "profil yang lebih moderat" dan berhasil memperbaiki hubungan dengan banyak pemerintah Arab yang hubungannya sempat tegang. Seorang pengamat Timur Tengah Sami Nader mengatakan Hamas akan menghadapi kesulitan menggantikan Haniyeh.
Figur flamboyan ini memiliki hubungan yang kuat dengan sekutu Arab dan peran utamanya dalam negosiasi gencatan senjata. Selama perang Gaza, dia juga memainkan peran utama dalam negosiasi gencatan senjata. Dia adalah seorang tokoh terkemuka, wajah penting perlawanan Palestina.
Ia tidak hanya dihormati oleh anggota Hamas atau mereka yang bersimpati pada Hamas, tetapi ia juga dipandang sebagai suara yang sangat bermartabat bagi seluruh perjuangan Palestina. "Memilih pengganti akan semakin rumit karena fakta bahwa wakil Haniyeh, Saleh al-Arouri, tewas pada bulan Januari tahun ini dalam serangan udara Beirut," kata Nader kepada Aljazeera.
(Maruf El Rumi)