SELONG - Gafur (30), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Dusun Kecego Daya, Desa Waringin, Kecamatan Suralaga ditemukan tewas di tempatnya bekerja di kawasan Hulu Hiyah, Malaysia Timur, pada Senin 29 Juli 2024 lalu.
"Gafur pertama kali ditemukan oleh adik sepupunya yang saat itu bekerja di kawasan yang sama. Tetapi beda tempat. Adiknya di atas sementara almarhum di kawasan yang di bawah," terang Kepala Dusun Kecego Daya, Desa Waringin, Taufikurrahman, Senin (5/8/2024)
Berdasarkan informasi dari sepupu korban, beberapa menit sebelum kejadian, ia mendengar suara tembakan berkali-kali dari arah tempat Gafur bekerja. Mendengar suara itu, adik korban langsung mendatangi lokasi dan menemukan Gafur sudah dalam keadaan tewas.
Korban diduga ditembak saat hendak menyelamatkan barang-barang miliknya yang ingin dicuri. Gafur mengalami sejumlah luka tembak di bagian perut, leher dan wajah.
"Berdasarkan pengakuan warga kami yang sudah pulang, kawasan itu memang dikenal rawan, sering hilang barang-barang di sana. Mulai dari buah sawit, kompor gas, dompet dan barang-barang berharga lainnya. Karena banyak warga kami bekerja ditempat itu," tuturnya.
Sebelumnya, jenazah Gafur sempat akan dikuburkan di Malaysia. Namun keluarga terus berupaya agar jenazah Gafur bisa dibawa pulang. Saat ini jenazah Gafur sedang berada di Rumah sakit dan ditangani kepolisian Malaysia.
Pemerintah Desa Waringin telah bersurat ke Disnakertrans Lotim, Bupati Lotim dan BP3MI untuk membantu pemulangan jenazah Gafur.
Sementara itu, Baiq Padmi istri Gafur menceritakan sebelum kejadian itu, ia sempat video call bersama suaminya dan saat itu dalam keadaan sehat. Almarhum suaminya hanya mengeluhkan sering kehilangan barang-barang ditempatnya bekerja.
"Tumben juga malam itu kami video callnya cukup lama. Dia bercanda-canda sama anak-anak, terutama yang kecil. Dia sempat bilang agar jaga anak-anak dengan baik," ungkapnya.
Korban sebelumnya ditemukan tewas, sempat ingin kabur dari tempat tersebut bersama sang adik sepupunya pada awal bulan Agustus ini. Namun karena gaji bulan lalu tidak kunjung keluar, ia terpaksa diam sambil menunggu gaji.
Korban baru sembilan bulan di Malaysia Timur. Ia berangkat melalui jalur ilegal bersama beberapa orang. Gafur berangkat di saat anaknya yang kedua masih di dalam perut. Korban meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
"Cuman satu harapan saya. Kami ingin suami saya di pulangkan. Saya ingin melihat dia untuk terakhir kalinya, meskipun sudah dalam keadaan meninggal dunia. Kami harap pemerintah bisa bantu kami," tandasnya dengan mata berkaca-kaca.
Terpisah, kepada Dinas Disnakertrans Lotim Muhammad Hairi menyampaikan pihaknya akan segera mengecek data PMI asal Desa Waringin yang meninggal tersebut. Karena berangkat melalui jalur ilegal data korban korban sulit terdeteksi. Meski demikian pihaknya tetap akan berusaha untuk memulangkan Jenazah nya.
“Kita koordinasi dulu dengan BP2MI terkait dengan hal ini. Tetap kita atensi juga, karena itu tanggung jawab kami," tutupnya.
(Awaludin)