IRAN - Amerika Serikat (AS) telah mendesak negara-negara lain melalui jalur diplomatik untuk menekan Iran bahwa eskalasi di Timur Tengah (Timteng) tidak menguntungkan mereka. Hal ini diungkapkan juru bicara Departemen Luar Negeri pada Senin (5/8/2024). Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyebut kejadian itu sebagai momen kritis bagi kawasan tersebut.
Blinken mengatakan Washington terlibat dalam diplomasi yang intens, hampir sepanjang waktu untuk membantu meredakan ketegangan di tengah kekhawatiran Iran sedang mempersiapkan serangan balasan terhadap Israel.
"Semua pihak harus menahan diri dari eskalasi," kata Blinken saat upacara penandatanganan dengan mitranya dari Australia di Washington.
"Semua pihak harus mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan. Eskalasi tidak menguntungkan siapa pun. Itu hanya akan menyebabkan lebih banyak konflik, lebih banyak kekerasan, lebih banyak ketidakamanan,” lanjutnya.
Seperti diketahui, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, minggu lalu, sebuah serangan yang memicu ancaman balas dendam terhadap Israel dan memicu kekhawatiran lebih lanjut bahwa konflik di Gaza berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.
Iran menyalahkan Israel dan mengatakan akan menghukumnya. Pejabat Israel belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Iran mendukung Hamas, yang berperang dengan Israel di Gaza, dan juga kelompok Lebanon Hizbullah, yang komandan militer seniornya Fuad Shukr tewas dalam serangan Israel di Beirut pada minggu lalu.