China Nilai Ketakutan Washington Berlebihan, Tegaskan Tak Punya Niat Terlibat dalam Perlombaan Senjata Nuklir dengan AS

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 23 Agustus 2024 12:52 WIB
China menegaskan tidak punya niat dan tidak tertarik dengan masalah perlombaan senjata nuklir dengan Amerika Serikat (Foto: AP)
Share :

CHINA China menegaskan tidak punya niat dan tidak tertarik dengan masalah perlombaan senjata nuklir dengan Amerika Serikat (AS). Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan ketakutan Washington atas persenjataan nuklir Beijing sama sekali tidak berdasar.

Komentarnya muncul setelah New York Times melaporkan pada Selasa (20/8/2024) bahwa Presiden AS Joe Biden diam-diam memperbarui Panduan Ketenagakerjaan Nuklir negara itu, dengan memfokuskannya kembali pada China.

Berbicara kepada wartawan pada Rabu (21/8/2024), Mao mengatakan bahwa Beijing sangat prihatin dengan laporan tersebut. "AS telah menyebut China sebagai 'ancaman nuklir' dan menggunakannya sebagai dalih yang mudah bagi AS untuk mengabaikan kewajibannya untuk melucuti senjata nuklir," klaimnya.

Mao menambahkan bahwa ukuran persenjataan nuklir China sama sekali tidak setara dengan AS. Dia menekankan bahwa Beijing mengikuti kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu' dan selalu menjaga kemampuan nuklirnya pada tingkat minimum yang dipersyaratkan oleh keamanan nasional.

“China tidak punya niat untuk terlibat dalam segala bentuk perlombaan senjata dengan negara lain,” katanya.

“AS adalah sumber utama ancaman nuklir dan risiko strategis di dunia,” lanjutnya.

 

Pada 2023, Pentagon memperkirakan bahwa China akan menggandakan persediaan hulu ledak nuklir operasionalnya menjadi lebih dari 1.000 pada tahun 2030. AS saat ini memiliki 5.550 hulu ledak, sementara Rusia memiliki 6.255, menurut perkiraan yang diterbitkan oleh Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

Gedung Putih telah meremehkan kekhawatiran China, dengan juru bicara Sean Savett menggambarkan perubahan dalam strategi nuklir sebagai pembaruan rutin yang bukan respons terhadap satu entitas, negara, atau ancaman.

Namun, pejabat AS telah berulang kali menggambarkan China sebagai tantangan bagi perdamaian dunia dan menuduhnya melakukan pemaksaan ekonomi dan militer di Indo-Pasifik. Beijing, pada gilirannya, menyalahkan AS atas ketegangan yang sedang berlangsung, mendesak Washington untuk meninggalkan mentalitas Perang Dinginnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya