Kisah Getir Penjaga Perbatasan NKRI di Natuna

Arie Dwi Satrio, Jurnalis
Senin 02 September 2024 05:37 WIB
Petugas Imigrasi di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau (Okezone.com/Arie Dwi Satrio)
Share :

Sebagai PNS Ditjen Imigrasi di daerah perbatasan, Tedy mengaku hanya mendapat remunisasi. Berbeda dengan anggota TNI-Polri yang mendapat tunjangan lainnya ketika bertugas di Natuna.

"Kita tidak seperti TNI yang mendapat uang lauk-pauk, uang tunjangan kemahalan, nah kalau kita sampai detik ini, sampai sekarang belum ada. Mudah-mudahan nanti pemerintah memperhatikan juga selain dari TNI - Polri, karena kita petugas juga," ucapnya.

Senada dirasakan Kasi Teknologi Informasi Keimigrasian Kanim Ranai, Tito Teguh Raharjo. Bagi Tito, hal yang paling berat ketika bertugas di Natuna adalah jauh dari keluarga. Ia mengaku kerap tak bisa berbuat apa-apa ketika mendengar kabar keluarganya sakit.

"Kita jauh dari keluarga, rasa rindu itu dengan keluarga dengan anak dan istri itu pasti ada, di saat sakit juga kita enggak bisa melihat mereka, mau pulang pun terkendala dengan pekerjaan juga," kata Tito.

Tugas imigrasi di wilayah perbatasan seperti Natuna memang tak sedikit. Salah satunya adalah melakukan clearence atau pengecekan dokumen perizinan bagi orang asing yang masuk ke wilayah itu.

Punggawa Imigrasi Ranai harus menyisir kapal-kapal asing yang berada di Kepulauan Natuna. Terutama soal dokumen orang asing yang ada di kapal tersebut. Apalagi, Imigrasi belum memiliki kapal ataupun perahu untuk menyisir ke kapal-kapal asing.

Beberapa hari lalu, petugas Imigrasi Ranai melakukan clearence kapal asal Hong Kong. Kapal tersebut terparkir di perairan Pulau Sedanau, Natuna. Dari Ranai, butuh waktu sekira 2 jam untuk mencapai Pulau Sedanau. Itupun kalau cuaca bersahabat.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya