LONDON – Inggris telah menangguhkan beberapa penjualan senjata ke Israel. Keputusan ini diambil karena ada risiko yang jelas bahwa peralatan tersebut dapat digunakan untuk melakukan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
Menteri Luar Negeri David Lammy mengatakan Inggris akan menangguhkan 30 dari 350 lisensi ekspor senjata ke Israel. Peralatan yang terkena dampak termasuk suku cadang untuk jet tempur, helikopter, dan pesawat tanpa awak.
Lammy mengatakan Inggris terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, dan ini tidak berarti embargo senjata. Israel langsung merespons keputusan Inggris ini. Berbicara kepada Radio 4, Menteri Urusan Diaspora Israel, Amichai Chikli, menyebut penangguhan tersebut sebagai keputusan yang mengecewakan dan mengatakan bahwa hal itu mengirimkan pesan yang salah.
"Saya pikir kita perlu memerangi terorisme bersama-sama," katanya kepada program World Tonight.
"Perang melawan ISIS [kelompok Negara Islam], al-Qaeda, dan Hamas, adalah perang yang sama antara peradaban Barat dan Islam radikal,” lanjutnya.
"Ancaman yang datang dari Hamas juga merupakan ancaman internal yang Anda hadapi di jalan-jalan Inggris,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menanggapi keputusan tersebut dengan mengatakan bahwa Israel beroperasi sesuai hukum internasional.
Dalam tulisannya di media sosial, Kepala rabbi, Sir Ephraim Mirvis, mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak masuk akal dan menebar kebohongan bahwa Israel melanggar Hukum Humaniter Internasional.
"Sayangnya, pengumuman ini akan mendorong musuh bersama kita," tambahnya.
Sacha Deshmukh, kepala eksekutif Amnesty International Inggris, mengatakan pembatasan tersebut terlalu terbatas dan penuh dengan celah.
"Keputusan hari ini berarti bahwa meskipun para menteri tampaknya menerima bahwa Israel mungkin melakukan kejahatan perang di Gaza, [pemerintah] tetap saja terus mengambil risiko terlibat dalam kejahatan perang, apartheid dan kemungkinan genosida oleh pasukan Israel di Gaza," katanya.
Pemerintah Barat telah mendapat tekanan yang semakin besar untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel karena cara Israel melancarkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
(Susi Susanti)