JAKARTA - Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkap berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa ada empat sumber potensi gempa yang bisa berdampak di wilayah Jakarta. Sumber gempa tersebut dari Sesar aktif hingga Megathrust.
Ketua Sub Kelompok Pencegahan BPBD DKI Jakarta, Rian Sarsono mengatakan, dari sumber potensi gempa tersebut, hingga saat ini belum ditemukan ada sumber gempa yang berlokasi langsung di Jakarta.
“Dari beberapa diskusi di depan teman-teman dari BMKG dan beberapa pakar untuk Jakarta sendiri sebenarnya ada beberapa potensi ancaman gempa bumi, meskipun mudah-mudahan sampai dengan saat ini mudah-mudahan tidak ada, belum ada sumber gempa yang berlokasi langsung di Jakarta,” ujar Rian dalam dialog Kesiapsiagaan Provinsi DKI Jakarta Terhadap Ancaman Gempa Bumi Megathrust, di Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Meski begitu, Rian membeberkan sumber-sumber gempa di sekitar Jakarta yang berpotensi berdampak di wilayah Jakarta. Sumber gempa tersebut diantaranya tiga dari Sesar aktif yakni Sesar Baribis potensi kekuatan Magnitudo (M) 6,5. Kemudian, Sesar Lembang potensi M6,8 dan Sesar Cimandiri potensi M6,7. Selain itu, satu sumber gempa dari subduksi Megathrust di Selat Sunda Banten dengan potensi M8,7.
“Beberapa potensi gempa di sekitar Jakarta yang mungkin bisa berdampak juga di wilayah Jakarta. Di mana pada saat ini kami memetakan gempa berdasar dari Sesar yaitu Sesar Baribis dengan potensi kekuatan M6,5. Kemudian Sesar Lembang dengan potensi M6,8 dan Sesar Cimandiri dengan potensi M6,7. Selanjutnya dari sisi Selatan Jawa itu ada subduksi megathrust Selat Sunda dengan potensi magnitudo M8,7,” bebernya.
Oleh karena itu, Rian mengatakan, dengan beberapa potensi ancaman gempa yang berada di sekitar Jakarta maka pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengurangi risiko bencana akibat gempabumi. Apalagi, saat ini pembangunan infrastruktur di Jakarta semakin masif seperti transportasi Mass Rapid Transit (MRT) hingga Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta, juga perumahan partikel ataupun tapak.
“Dengan masifnya pembangunan infrastruktur baik MRT, kemudian LRT, jalan layang, perumahan atau pemukiman baik pemukiman partikel maupun tapak, maka langkah kita di BPBD DKI Jakarta terkait dengan potensi gempa ini juga kami coba fokuskan dan kami coba melakukan langkah-langkah yang strategis. Dan kita berharap apa yang kita sediakan ini bisa mengurangi resiko bencana khususnya gempa bumi,” katanya.
Rian pun mengatakan, pihaknya juga telah melakukan kesiapsiagaan memitigasi bencana gempa bumi diantaranya pembuatan dari sisi regulasi hingga membangun budaya sadar bencana di masyarakat.
“Ini untuk kesiapsiagaan pengurangan resiko bencana khususnya untuk gempa bumi. (Kemudian) meningkatkan kapasitas dari stakeholder terkait untuk merespon apabila terjadi bencana khususnya gempa bumi,” pungkasnya.
(Awaludin)