RE memaparkan dugaan perundungan tersebut dilakukan oleh sejumlah rekan di sekolahnya. Dia sudah menempuh pendidikan di sekolah tersebut sejak satu tahun, tapi hanya menempuh waktu tiga bulan ketika mengikuti pembelajaran secara tatap muka atau offline.
"Hari pertama saya sudah mendapatkan pelecehan, penghinaan, pengancaman, dan sampai di bulan januari saya mendapatkan penganiayaan yang kejam dan sadis," bebernya.
RE mengaku dianiaya oleh rekannya selama dua hari berturut-turut. Bahkan, dugaannya sejumlah rekannya sudah melakukan perencanaan untuk menganiaya RE.
"Di hari pertama dan kedua secara berturut-turut. Bahkan para geng ini sudah merencanakan lima hari berturut turut hingga hari terakhir saya akan dihabisi oleh ketua geng di sana. Namun di hari kedua saya sudah benar benar tidak merasakan tubuh saya karena saya sudah babak belur di sana," katanya
(Salman Mardira)