JAKARTA - Indonesia pernah melalui sejarah kelam terkait dengan PKI. Beberapa kader dan simpatisan kelompok itu disebut melarikan diri dan bersembunyi di Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur.
Mereka mengasingkan diri ketika gejolak politik Indonesia sedang panas-panasnya pasca-merebut kemerdekaan. Lantas, apakah benar Gunung Kawi dulunya tempat sarang persembunyian PKI? Hal ini menjadi salah satu pertanyaan bagi masyarakat dahulu. Padahal daerah Gunung Kawi Malang terdapat dua tempat yang kerap dijadikan tempat wisata religi.
Kedua tempat ini adalah Keraton Gunung Kawi dan Pesarean Gunung Kawi. Apalagi beredar kabar bahwa dahulunya Gunung Kawi merupakan markas persembunyiaan PKI.
Lantas apakah benar Gunung Kawi dulunya tempat sarang persembunyian PKI? nyatanya adalah benar. Apalagi, kondisi politik indonesia yang tidak stabil pada masa itu menyebabkan kraton ini ditutup karena sebagai sarang anggota PKI yang bersembunyi. Namun, tempat ini kembali dibuka pada tahun 1974.
Sebagai informasi, Gunung Kawi terkenal dengan tempat pesugihan yakni berkaitan dengan makam-makam yang ada di gunung tersebut. Gunung Kawi adalah sebuah gunung yang berada di Desa Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Melansir Travellora, terdapat pemakaman tiga agama di atas Gunung Kawi. Pada ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), di lereng Gunung Kawi terdapat makam kembar suci milik Mbah Jogo atau Kyai Zakaria II dan Iman Soedjono.
Mbah Djoego dikenal sebagai sosok yang mempelopori perkembangan pertanian di daerah tersebut.
Kedua tokoh tersebut merupakan sosok pemberani yang juga menjadi penasihat spiritual bagi Pangeran Diponegoro.
Di sepanjang jalan desa menuju makan keduanya, bahkan diceritakan bagaimana Mbah Djoego dan Iman Soedjono turut membantu Pangeran Diponegoro pada masa penjajahan.
Di dekat makam tersebut, terdapat pohon buah suci (sian tho) yang juga dikenal dengan nama dewandaru yang dipercaya berasal dari tongkat Mbah Djoego yang ditancapkan ke tanah untuk melindungi wilayah Gunung Kawi, khususnya Wonosari.