NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk terakhir kalinya pada Selasa (24/9/2024). Dia mengatakan bahwa perang Rusia di Ukraina telah gagal dan bahwa solusi diplomatik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon masih mungkin dilakukan.
Dengan empat bulan tersisa di kantor, Biden melangkah ke mimbar bermarmer hijau di Majelis Umum PBB dengan perang di Ukraina, Jalur Gaza, dan Sudan yang masih berkecamuk dan kemungkinan akan berlangsung lebih lama dari masa jabatannya sebagai presiden, yang berakhir pada bulan Januari mendatang.
Ia berupaya meredakan ketegangan karena perang yang berlangsung hampir setahun antara Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza yang terkepung kini mengancam akan melanda Lebanon, tempat Israel menargetkan lebih dari seribu target Hizbullah pada Senin (23/9/2024).
"Perang skala penuh tidak menguntungkan siapa pun, bahkan jika situasinya meningkat, solusi diplomatik masih mungkin dilakukan," katanya kepada Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang.
Di tengah tepuk tangan meriah, Biden meminta Israel dan Hamas untuk menuntaskan persyaratan gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera yang diajukan oleh AS, Qatar, dan Mesir.
Biden mengatakan pada Selasa (24/9/2024) bahwa kemajuan menuju perdamaian di Timur Tengah akan menempatkan dunia dalam posisi yang lebih kuat untuk menghadapi ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh Iran.
"Bersama-sama kita harus menghentikan pasokan oksigen bagi proksi terorisnya dan memastikan bahwa Iran tidak akan pernah memperoleh senjata nuklir," katanya.