Seruan Reformasi PBB Menguat, Hak Eksklusif Lima Negara Digugat

Maruf El Rumi, Jurnalis
Kamis 26 September 2024 20:13 WIB
Suasana sidang PBB yang dianggap mulai kehilangan taji. (Foto: PBB)
Share :

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa bahkan menggambarkan struktur Dewan Keamanan saat ini sebagai “ketinggalan zaman dan eksklusif”. Dia menilai perlunya diikutsertakan  negara-negara Afrika dan pihak lain dalam proses pengambilan keputusan Dewan.

Kritik juga disampaikan Presiden Brasil, Lula da Silva. Dia menilai, pentingnya reformasi menyeluruh, dengan menyatakan bahwa Piagam PBB saat ini gagal mengatasi beberapa masalah kemanusiaan yang paling mendesak. "Perlu peninjauan dan revisi menyeluruh terhadap Piagam tersebut, dengan fokus pada struktur, metode kerja, dan hak veto Majelis Umum," tegas Lula da Silva.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres tak menampik adanya ketidaksetaraan global dalam lembaga-lembaga internasional. Dia mengatakan, Dewan Keamanan PBB dirancang  para pemenang Perang Dunia Kedua, saat sebagian besar Afrika berada di bawah kekuasaan kolonial. Dia pun menekankan perlunya perwakilan Afrika di Dewan, sambil mengakui potensi perlawanan dari mereka yang memiliki kekuatan politik dan ekonomi.

(Maruf El Rumi)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya