Pidato di Lokasi Donald Trump Diserang, Harris  : Dia Buat Amerika Terpecah Belah

Erha Aprili Ramadhoni, Jurnalis
Kamis 31 Oktober 2024 13:24 WIB
Kamala Harris (Reuters via VoA)
Share :

JAKARTA - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris berusaha memenangkan hati para pendukung Partai Republik dan mantan pendukung Donald Trump pada Selasa (29/10/2024). Ia mengatakan kepada hadirin di Washington DC bahwa “demokrasi kita tidak mengharuskan kita untuk menyetujui segala hal.”

Harris mengatakan kepada puluhan ribu orang yang berkumpul pada Selasa malam bahwa pilihan antara dia dan lawannya, Trump, adalah pilihan antara kebebasan dan kekacauan.

Harris berbicara pada rapat umum di luar ruangan yang diperkirakan tim kampanyenya dihadiri lebih dari 75 ribu orang. Acara tersebut digelar di lokasi dekat Gedung Putih. Di mana saat 6 Januari 2021, Trump berpidato di depan para pendukungnya sebelum mereka menyerang Gedung Kongres AS.

“Donald Trump telah menghabiskan satu dekade berusaha untuk membuat rakyat Amerika terpecah belah dan takut satu sama lain,” katanya, melansir VoA Indonesia, Kamis (31/10/2024). 

“Itulah dia. Tapi Amerika, saya mendengar malam ini untuk mengatakan, kita tidak seperti itu.”

Harris mengatakan, fakta bahwa seseorang tidak setuju dengan kita tidak menjadikan kita musuh.”

“Sudah waktunya bagi generasi kepemimpinan baru di Amerika. Dan saya siap menawarkan kepemimpinan itu sebagai presiden Amerika Serikat berikutnya,” janji Harris.

Harris mengakui salah satu kritik paling jelas terhadap kampanyenya pada hari Selasa.

“Banyak dari Anda yang masih berusaha mengetahui siapa saya,” katanya kepada kerumunan yang hadir.

 

Diketahui, Harris baru menjadi calon presiden dari Partai Demokrat pada musim panas lalu, beberapa pekan setelah Presiden Joe Biden memutuskan tidak mencalonkan diri kembali. Keputusan itu mempersingkat jadwal kampanye, sehingga Harris tidak memiliki waktu berbulan-bulan – dan terkadang bertahun-tahun – untuk memperkenalkan dirinya kepada para pemilih.

“Saya menyadari bahwa kampanye ini bukanlah kampanye yang biasa,” kata Harris, 
Ia mengaut tidak takut dengan perlawanan sengit melawan aktor-aktor jahat dan kepentingan-kepentingan yang berkuasa.

“Saya akan berusaha setiap hari untuk membangun konsensus dan mencapai kompromi untuk menyelesaikan segala sesuatunya,” katanya.

Sekitar 51 juta warga Amerika Serikat telah memberikan suaranya dalam pemilu tahun ini, menurut Pusat Pemantauan Pemilu di Universitas Florida.

Harris, yang akan menjadi presiden perempuan pertama jika terpilih, dan Trump, yang ingin kembali menjabat setelah masa jabatannya pada 2017-2021, berbeda pendapat dalam hal dukungan terhadap Ukraina dan NATO, tarif yang dapat memicu perang dagang, hak aborsi, pajak, dan prinsip-prinsip dasar demokrasi.

Kedua kandidat bersaing ketat di tujuh negara bagian yang akan menentukan hasil pemilu. 
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya