WASHINGTON – Jutaan warga Amerika Serikat (AS) berbondong-bondong menuju ke tempat pemungutan suara (TPS) pada Selasa, (5/11/2024) untuk memilih di antara dua kandidat yang saling bertolak belakang, Donald Trump dan Kamala Harris. Persaingan antara Trump dan Harris dalam pemilihan presiden AS (Pilpres AS) 2024 tampaknya akan ketat, melihat jajak pendapat, yang hingga saat-saat terakhir menunjukkan keduanya seimbang.
Tim kampanye Trump, calon Presiden dari Partai Republik, mengisyaratkan bahwa ia mungkin akan mengumumkan kemenangan pada malam pemilihan meskipun jutaan surat suara belum dihitung, seperti yang dilakukannya empat tahun lalu. Trump, mantan Presiden AS yang menjabat dari 2016-2020, telah menyampaikan optimismenya dan mengulangi klaimnya dari Pilpres 2020 bahwa ada kecurangan yang dilakukan kubu Demokrat.
Semantara Harris, (60), yang juga menyuarakan keyakinan akan kemenangannya, ingin menjadi perempuan pertama, yang memenangkan kursi kepresidenan.
Jajak pendapat pada hari-hari terakhir kampanye menunjukkan para kandidat bersaing ketat di masing-masing dari tujuh negara bagian yang kemungkinan akan menentukan pemenang: Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin, demikian diwartakan Reuters.
Pilpres kali ini mencerminkan AS yang sangat terpolarisasi yang perpecahannya semakin tajam selama persaingan yang ketat. Kedua kandidat saling menyerang dengan Trump menyuarakan retorika yang gelap tentang masa depan AS di bawah pemerintahan Presiden Demokrat, sementara Harris memperingatkan bahwa Trump akan menjadi ancaman bagi nilai-nilai demokrasi AS.