Melansir The Times of Israel, Lembaga Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) melaporkan bahwa Israel diduga sedang memperbarui sistem persenjataan nuklirnya serta meningkatkan fasilitas produksi di Israel selatan. Meski Israel tidak pernah secara terbuka mengakui memiliki senjata nuklir, SIPRI memperkirakan negara tersebut memiliki sekitar 90 hulu ledak.
SIPRI juga menyebut bahwa Israel kemungkinan sedang meningkatkan reaktor nuklirnya di Dimona. Di tengah ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah, diplomasi nuklir semakin melemah, terutama setelah pecahnya konflik antara Israel dan kelompok Hamas yang didukung Iran, yang menambah ketidakstabilan kawasan tersebut.
Israel menerapkan kebijakan ambiguitas nuklir, yang berarti tidak mengakui atau menyangkal memiliki senjata nuklir. Selama beberapa dekade, Israel menyatakan tidak akan menjadi pihak pertama yang memperkenalkan senjata nuklir di Timur Tengah. Namun, beberapa pejabat tinggi Israel baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang seolah mengisyaratkan keberadaan kemampuan nuklir Israel dalam menanggapi serangan Hamas.
SIPRI mencatat bahwa Israel diduga memiliki senjata nuklir yang dapat diluncurkan melalui jet tempur, kapal selam, dan rudal darat Jericho. Selain Israel, terdapat delapan negara lain yang memiliki senjata nuklir, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis, China, India, Pakistan, dan Korea Utara. Total hulu ledak di dunia mencapai sekitar 12.121 unit pada Januari 2024, dengan 9.585 di antaranya berada dalam persediaan militer.
(Rahman Asmardika)