Sementara itu, seorang peneliti di lembaga think-tank Century International, Aron Lund, mengatakan Golani dan HTS telah berubah dengan jelas meskipun tetap sangat keras.
"Ini PR, tetapi fakta bahwa mereka terlibat dalam upaya ini menunjukkan bahwa mereka tidak lagi sekaku dulu. Al-Qaeda lama atau ISIS tidak akan pernah melakukan itu," katanya.
Golani dan Front Nusra muncul sebagai yang paling kuat dari banyak faksi pemberontak yang muncul pada hari-hari awal pemberontakan terhadap Assad lebih dari satu dekade lalu.
Sebelum mendirikan Front Nusra, Golani telah berjuang untuk Al-Qaeda di Irak. Ia menghabiskan lima tahun di penjara AS. Ia kembali ke Suriah setelah pemberontakan dimulai, dikirim oleh pemimpin kelompok ISIS di Irak saat itu yakni Abu Omar al-Baghdadi untuk membangun kehadiran al Qaeda.
AS menetapkan Golani sebagai teroris pada 2013. AS mengatakan bahwa al Qaeda di Irak telah menugaskannya untuk menggulingkan pemerintahan Assad dan menegakkan hukum syariah Islam di Suriah, dan bahwa Nusra telah melakukan serangan bunuh diri yang menewaskan warga sipil dan menganut visi sektarian yang keras.
Turki, pendukung asing utama oposisi Suriah, telah menetapkan HTS sebagai kelompok teroris. Sementara Turki mendukung beberapa faksi lain yang berjuang bersamanya.
Golani memberikan wawancara media pertamanya pada 2013. Wajahnya terbungkus syal gelap dan hanya memperlihatkan punggungnya ke kamera. Berbicara kepada Al Jazeera, ia menyerukan agar Suriah dijalankan sesuai dengan hukum syariah.
Sekitar delapan tahun kemudian, ia duduk untuk wawancara menghadap kamera dan mengenakan kemeja dan jaket.
Golani mengatakan bahwa penunjukan teroris itu tidak adil dan bahwa ia menentang pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah. Ia merinci bagaimana Front Nusra telah berkembang dari enam orang yang menemaninya dari Irak menjadi 5.000 orang dalam setahun.
Namun, ia mengatakan bahwa kelompoknya tidak pernah menjadi ancaman bagi Barat. "Saya ulangi - keterlibatan kami dengan al Qaeda telah berakhir. Bahkan ketika kami bersama al Qaeda, kami menentang pelaksanaan operasi di luar Suriah."
(Erha Aprili Ramadhoni)