Dari ini semua, tentu tidak mengherankan apabila Prabu Siliwangi atau nama asli Sri Baduga Maharaja sampai dua kali mendapatkan gelar diwastu. Sebab masa pemerintahannya merupakan masa kejayaan dan kemakmuran Kerajaan Pajajaran. Terkait hal ini, ada pendapat baru yang diungkap bahwa sosok Prabu Siliwangi di mata masyarakat Sunda adalah sebuah fenomena peralihan zaman antara tatanan lama dengan tatanan baru.
Fenomena ini tidak jauh beda dengan sosok Brawijaya yang tertera dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai raja Majapahit akhir sebelum tunduk di bawah kekuasaan Demak. Sosok Prabu Siliwangi di wilayah Jawa bagian barat dan Brawijaya di wilayah Jawa bagian timur, menjadi tapal batas yang menciptakan sistem pergantian tatanan lama ke tatanan baru. Kedua tokoh ini menjadi simbol peralihan zaman yang mencakup kepercayaan, agama, dan masa kejayaan.
(Awaludin)