HTS sudah memulai pemberontakan terhadap rezim Assad sejak 13 tahun lalu, namun percobaan pemberontakannya selalu berakhir dengan kegagalan. 2024 menjadi waktu yang sangat hancur bagi Suriah atas perangnya melawan Israel. Rezim Assad kehabisan pasukan, senjata, serta dana setelah peperangan tersebut, karena bantuan dana dari aliansi Suriah seperti Rusia, Irak, dan Iran juga sedang dilanda politik dan menguras dana mereka masing-masing. Julani memanfaatkan kesempatan emas ini dengan berbagai persiapan dan perencanaan yang matang serta dukungan dari beberapa aliansi, sehingga hanya dalam 13 hari HTS mampu menggulingkan rezim diktator Assad.
Julani secara langsung ditunjuk sebagai Presiden sementara Suriah pada 29 Januari 2025. Ia telah menetapkan prioritas Suriah saat ini yaitu mengisi kekosongan kekuasaan, memelihara perdamaian sipil, membangun lembaga-lembaga negara, berupaya membangun struktur ekonomi pembangunan, dan memulihkan kedudukan internasional dan regional Suriah.
Dalam pidato pelantikannya, ia menambahkan: “Alhamdulillah, kita berhasil memutus rantai, mereka yang disiksa dibebaskan, kita singkirkan debu penghinaan dan aib dari pundak Levant, dan matahari Suriah kembali bersinar. Rakyat bersorak dan bergembira, dan itu adalah penaklukan yang jelas dan kemenangan besar.”
(Rahman Asmardika)