Nyoto Suwignyo, menyambut gembira inisiatif Kemendukbangga/BKKBN dalam kolaborasi ini menurutnya, “saat ini Program MBG baru menyentuh anak sekolah, tapi nantinya sasaran khusus seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita perlu diintervensi secara bertahap. Skemanya untuk satu dapur 3.500 paket MBG untuk 14 sekolah. Sisanya untuk 200-an bumil, busui dan balita.”
Selepas dari simulasi distribusi MBG, Menteri Wihaji berkesempatan ngobrol bareng dengan para remaja yang tergabung dalam Generasi Berencana (GenRe), dan memberikan motivasi bagi mereka. Satu yang menarik perhatiannya adalah para remaja yang mempunyai keterbatasan, namun tetap semangat dalam mengedukasi sesamanya.
Berdialog dengan remaja tuna rungu, Wihaji menjadi teman dengar bagi Alsa, Duta GenRe Inklusi Kecamatan Ciparay. Melalui perantara penerjemah bahasa isyarat, Iin Novianti, Wihaji menyimak permintaannya untuk lebih membuka ruang pengembangan lifeskill bagi remaja disabilitas.
“Duta GenRe ini harus semangat. Karena kalian akan menjadi contoh bagi sebaya di lingkungannya untuk tetap beraktivitas dengan baik, menjauhi berbagai bahaya yang mengintai masa depan remaja, seperti seks pra nikah, narkoba dan pernikahan usia dini,” ujar Wihaji.
Mengakhiri kunjungan kerjanya di Jawa Barat, Menteri Wihaji menyempatkan untuk mengunjungi dan menyapa puluhan Lansia di Ciparay. Mereka nantinya akan menjadi bagian dari Program Quick Win Kemendukbangga/BKKBN melalui SIDAYA (gerakan Lanjut Usia Berdaya).
(Arief Setyadi )