Ternyata di seni tari, Tiwi berbakat. Dia didapuk mewakili Provinsi Sulawesi Utara menjadi penari teatrikal Pahlawan Nasional Sulut Maria Walanda Maramis. Bercita-cita jadi anggota Polri pernah diupayakan Tiwi lewat jalur penerimaan bintara.
Namun, gagal. Dia tak patah semangat. Setelah merampungkan kuliah S-2 hukum, dia kembali mencoba di jalur SIPSS, mendaftar di Polda Sulut.
Ternyata usahanya tak sia-sia, dia lolos tingkat daerah dan kini memasuki seleksi tingkat pusat yang pengumumannya nanti digelar Jumat 28 Februari 2025 mendatang. Ditanya keinginannya menjadi polisi, dengan bekal master hukum, dia ingin menjadi polisi yang benar-benar berjuang menegakan keadilan.
“Polisi itu tiap hari berinteraksi dengan masyarakat, garis depan penegakan hukum,” sambungnya.
Tiwi yang berulang tahun tiap 21 Desember itu, berkisah hidup dan besar di Manado, wilayah laut. Ketika menyelesaikan studi perguruan tingginya, dia menulis tentang Penegakan Hukum di Pulau-Pulau Terluar Indonesia untuk Keutuhan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu juga yang jadi semangatnya.
“Orangtua di sana selalu mendukung, saya juga sudah mempersiapkan banyak hal, termasuk fisik,” tutup Tiwi yang juga hobi olahraga lari itu.
(Puteranegara Batubara)