Di Desa Cangaan inilah, Wiroyudo akhirnya mendirikan masjid tahun 1775 M untuk tempat ibadah dan menyebarkan ajaran agama islam. Awalnya bangunan Masjid Nurul Huda hanya berkonstruksikan kayu dengan atapnya berasal dari alang - alang dan daun jati. "Dulu sebelum dipugar, masjid tersebut atapnya terbuat dari alang-alang dan daun jati," bebernya.
Sejak berdiri tahun 1775 M hingga saat ini, masjid sudah direnovasi 5 kali, daun pintu dan 4 pilar di masjid yang masih dipertahankan merupakan hasil renovasi ketiga tahun 1262 H atau 1847 M.
"Jadi ini daun pintu menunjukkan renovasi ketiga itu tahun 1262 Hijriah. Sebelumnya masjid ini sudah ada lama dan digunakan sebagai tempat penyebaran islam di Cangaan dan sekitarnya," tukasnya.
(Arief Setyadi )