AMPI Sambut Positif Kebijakan Impor Presiden Prabowo

Arief Setyadi , Jurnalis
Jum'at 11 April 2025 07:01 WIB
Presiden Prabowo Subianto (Foto: Arif Julianto/Okezone)
Share :

JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (DPP AMPI), Jerry Sambuaga, menyambut positif kebijakan impor yang dilontarkan Presiden Prabowo Subianto terkait kebijakan impor. Menurutnya, rencana pemerintah akan memberikan ruang seluas-luasnya bagi para pelaku usaha, termasuk yang baru merintis, untuk turut serta dalam kegiatan impor.

"Ketika terdapat banyak kesempatan bagi setiap pelaku usaha untuk melakukan impor, maka akan meningkatkan semangat perdagangan yang kompetitif, harga produk yang lebih terjangkau, dan tentunya produktivitas pelaku usaha dalam melakukan aktivitas perdagangan. Ini tentunya akan memberikan banyak alternatif produk untuk para konsumen. Sehingga dalam jangka waktu yang panjang akan membentuk ekosistem perdagangan yang lebih stabil, terbuka, transparan, efisien, dan produktif," ujarnya lewat keterangan pers, Jumat (11/4/2025).

Ia menegaskan bahwa yang perlu ditekankan adalah keterbukaan dalam hal akses bagi pelaku usaha, bukan sekadar barang atau komoditas yang diimpor.
 "Sudah tentu terkait dengan komoditas, ada beberapa komoditas strategis dan bahan pokok penting yang menjadi prioritas untuk pengembangan ekspor. Karena memang ada beberapa produk yang bisa diproduksi dan potensial untuk menjadi produk eskpor, bukan impor, berhubung banyak permintaan terhadap produk tersebut di luar negeri," katanya.

Jerry juga menyinggung soal kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, yang sempat menetapkan tarif hingga 32% terhadap sejumlah produk asal Indonesia. Namun belakangan, kebijakan tersebut ditangguhkan selama 90 hari bagi 56 negara, termasuk bagi Indonesia.

 


Menurutnya, walaupun tarif tersebut dapat berdampak, namun kekhawatiran yang beredar dianggap terlalu berlebihan. "Perdagangan yang dilakukan oleh Indonesia tidak hanya dengan Amerika Serikat, melainkan juga dengan banyak negara-negara lain di semua benua. Di mana, secara umum produk Indonesia cukup mendominasi dengan surplus neraca perdagangan yang dicetak total sebanyak USD31,04 miliar di bulan Desember 2024 lalu. Di mana, di bulan tersebut Indonesia juga mencapai surplus neraca perdagangan selama 56 bulan secara berturut-turut," katanya.

Indonesia, menurut Jerry, telah merampungkan sekitar 37 perjanjian dagang global yang meliputi lima benua, termasuk di antaranya kerja sama regional ASEAN melalui Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). "Banyak sektor kerja sama perdagangan telah meningkat, salah satunya di ekonomi digital Indonesia yang mencapai 82 miliar USD sekitar 40% Ekonomi Digital ASEAN di tahun 2024," kata Mantan Wakil Menteri Perdagangan periode 2019–2024 itu.

Jerry menyoroti peran strategis sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional. UMKM menyumbang sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hingga 97% tenaga kerja nasional.

"Dari sisi ekspor, sektor UMKM tidak menjadi masalah karena memang belum banyak produk UMKM yang dikirim ke luar negeri, tidak mencapai 5% secara total keseluruhan. Oleh karena itu, kenaikan tarif yang dikenakan oleh Trump juga tidak memiliki banyak pengaruh kepda sektor UMKM," tuturnya.

Secara keseluruhan, Jerry optimistis Indonesia mampu mengantisipasi tantangan tarif dari Amerika Serikat, sembari terus memperluas jaringan perdagangan dengan mitra strategis di kawasan Asia maupun pasar non-tradisional seperti Timur Tengah dan Afrika.  "Serta sekaligus membuka eksplorasi kerja sama perdagangan di pasar non tradisional, salah satunya di kawasan Timur Tengah dan Afrika," pungkasnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya