“Sebagai anggota pendiri OKI sejak 1969, Indonesia tetap konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai solidaritas, kemanusiaan, dan kolaborasi budaya lintas bangsa,” tuturnya.
Dia juga menyerukan solidaritas penuh untuk kemerdekaan Palestina dan penghentian kekerasan di Gaza, seraya mengutip Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
Sebagai negara dengan 1.340 kelompok etnis dan 718 bahasa daerah, Indonesia dikenal sebagai negara mega-diversity yang kaya akan warisan budaya. Hingga akhir 2024, Indonesia telah mengakui lebih dari 2.200 warisan budaya takbenda di tingkat nasional, dengan 16 di antaranya telah masuk dalam daftar UNESCO, termasuk batik, angklung, pencak silat, hingga jamu dan reog ponorogo.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah World Culture Forum 2025 di Bali pada Oktober 2025 mendatang dengan tema “Culture for the Future.” Forum ini akan menjadi wadah strategis untuk mendorong kolaborasi global dalam pemajuan kebudayaan, pelestarian warisan, serta penguatan ekonomi budaya berkelanjutan.
“Melalui World Culture Forum, kita ingin menghadirkan gelombang kebudayaan Indonesia, the Indonesian Wave, ke panggung dunia. Inilah saatnya kita menyatukan nilai-nilai kearifan lokal dengan inovasi global,” katanya.
Perhelatan malam itu ditutup dengan pertunjukan seni budaya Indonesia, yang menggambarkan wajah damai dan keberagaman nusantara. Di tengah arus tantangan global, Indonesia melalui diplomasi budaya, terus memperkuat posisinya sebagai bangsa yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
(Agustina Wulandari )