Kisah Muhammad Idjon Djanbi, Perwira Elite Naturalisasi dari Belanda yang Jadi Perintis Kopassus

Fahmi Firdaus , Jurnalis
Rabu 14 Mei 2025 16:32 WIB
Kisah Muhammad Idjon Djanbi, Perwira Elite Naturalisasi dari Belanda yang Jadi Perintis Kopassus
Share :

JAKARTA - Kisah Muhammad Idjon Djanbi, Perwira elite naturalisasi dari Belanda yang jadi perintis Kopassus, akan diulas lengkap dalam artikel Okezone, Rabu (14/5/2025).

Dikutip dari buku Kopassus untuk Indonesia karya Ivan Santosa dan E.A. Natanegara, Rabu (14/5/2025), nama asli Idjon adalah Roger Barendrecht “Rokus” Visser. Ia lahir pada 13 Mei 1914 di Boskoop, Sud Holland, sebagai anak dari seorang petani bunga tulip.

Dia sebelumnya bergabung dalam Korps Speciale Troopen (KST). Namun dia kemudian keluar dari militer usai Agresi Militer Belanda.

Setelah keluar dari militer, Visser kemudian memilih Lembang, Jawa Barat sebagai tempat pensiunnya. Di Lembang itu lah Visser memutuskan menjadi mualaf dan mengubah nama menjadi Mochammad Idjon Djanbi.

Saat sedang menikmati masa pensiun, Idjon Djanbi didatangi Letda Aloysius Soegijanto. Kedatangan itu untuk membahas pasukan komando.

Idjon menjadi tempat berbagi pengetahuan. Sebab, Idjon Djanbi dianggap memiliki pengetahuan lebih di bidang militer, salah satunya penggunaan senjata dan bela diri tangan kosong.

Atas keterampilan itu, Idjon kemudian diminta menjadi pelatih sipil di CIC II. Keberhasilan pasukan ini terlihat dari ditumpasnya pemberontakan DI/TII dan PRRI/Permesta.

Kemudian muncul niat untuk membentuk pasukan khusus di Angkatan Darat. Pengangkatan Idjon menjadi Mayor Infanteri TNI dengan NRP 17665 ini diputuskan Menteri Pertahanan kala itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada 1 April 1952. Idjon lantas mendapat tugas untuk melatih para perwira dan bintara dalam pembentukan pasukan khusus.

 

Setelah proses panjang, Idjon akhirnya resmi jadi Warga Negara Indonesia. Namun, tak mengurangi kecurigaan masyarakat. Bahkan ia kerap dituduh sebagai mata-mata Belanda.

Saat itu, isu tersebut berhembus kencang. Diduga sebagai upaya menyingkirkan Idjon dari kursi kekuasaan di pasukan khusus tersebut. Kendati tak ada bukti, Idjon marah dan memilih untuk mundur di tahun 1956 karena suasana di Kopassus yang sudah tidak kondusif.

Di sisi lain, ia mendapat tawaran jabatan baru yang jauh dari pelatihan komando. Kisah sang mantan tentara Belanda yang jadi Komandan Kopassus mulai menuju akhir ketika Idjon mengalami penyakit usus buntu tak lama setelah pensiun. Hingga pada 1 April 1977 Idjon menghembuskan napas terakhirnya.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya